Paris, MINA – Direktur Riset Timur Tengah Amnesti Internasional, Lynn Maalouf telah meminta Paus Francis untuk mengangkat, kasus-kasus pembela Hak Asasi Manusia (HAM) yang dipenjara selama kunjungannya ke Uni Emerat Arab (UEA).
Paus memulai kunjungannya ke UEA pada Ahad (4/2) menandai kunjungan paus pertama ke Semenanjung Arab sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan jangkauan Vatikan ke Islam.
Pernyataan kelompok HAM datang di tengah upaya oleh negara Teluk untuk menghadirkan citra internasional yang positif dengan mempromosikan “Tahun Toleransi” nasionalnya, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
“Otoritas UEA berusaha mencap 2019 sebagai tahun toleransi dan sekarang berusaha untuk melakukan kunjungan Paus, bukti penghormatan mereka terhadap keragaman. Apakah ini berarti mereka siap untuk membalikkan kebijakan represi sistematis mereka dalam bentuk apa pun dari perbedaan pendapat atau kritik,” kata Maalouf.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Sejak 2011, pihak berwenang secara sistematis menindak kritik mereka, termasuk aktivis, hakim, pengacara, akademisi, mahasiswa dan jurnalis dengan cara penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya,” lanjutnya.
Dalam kemunculannya di depan umum pertama kali selama tur itu, paus menyerukan “penghormatan” yang mendesak atas kesepakatan gencatan senjata di Yaman untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan melalui di negara yang dilanda konflik.
Amnesty telah mengatakan bahwa kunjungan kepausan tidak boleh digunakan sebagai kesempatan untuk menutupi pelanggaran HAM yang terjadi di UAE. (T/Gun/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel