Amnesty: Bayi dan Balita Tewas di Tahanan Militer Nigeria

London, 5 Sya’ban 1437/12 Mei 2016 (MINA) – Laporan mengungkapkan, bayi dan anak-anak tewas dalam kondisi kumuh di barak Giwa, pusat penahanan militer di timur laut Nigeria.

Penjara Giwa adalah tempat anggota kelompok bersenjata diduga ditahan yang seringkali tanpa bukti.

Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris itu mengatakan, 149 orang termasuk sedikitnya 12 anak-anak dan bayi, meninggal sejak awal tahun ini di barak Giwa, penjara militer utama di Maiduguri, karena kondisi mengerikan dan tidak sehat.

Amnesty mengatakan, militer Nigeria memakamkan mayat tahanan yang meninggal di pemakaman Gwange di dekat barak.

Ribuan orang terduga anggota Boko Haram telah ditahan di barak Giwa sejak pertempuran antara kelompok bersenjata dan tentara Nigeria yang dimulai enam tahun lalu.

Dalam laporannya, Amnesty mengatakan bahwa bukti mereka kumpulkan melalui wawancara dengan mantan tahanan dan saksi. Video dan foto-foto yang Amnesty miliki menunjukkan bahwa banyak tahanan yang mungkin telah meninggal karena penyakit, kelaparan, dehidrasi dan luka tembak.

“Kami sudah bicara dengan mantan tahanan. Mereka telah memberi kita kesaksian karena melihat anak yang meninggal dalam tahanan,” kata Colm O Cuanachain, seorang pejabat senior Amnesty International kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Kelebihan kapasitas dan kondisi di sana jelas berkontribusi terhadap situasi di mana anak-anak sedang sekarat,” katanya.

Militer Nigeria mengatakan bahwa sebagian besar tahanan di Giwa adalah “tersangka teror”.

Tapi Amnesty mengatakan bahwa lebih 120 dari 1.200 tahanan yang saat ini ditahan di fasilitas tersebut adalah anak-anak, sebagian masih berusia balita.

“Banyak anak-anak muda ditahan ketika ibu mereka ditangkap, sementara yang lain lahir di tahanan,” kelompok tersebut mengatakan dalam laporannya.

Amnesty juga mengatakan, operasi oleh militer Nigeria terhadap Boko Haram telah menyebabkan ribuan orang ditangkap, ditahan, dan dibuang ke barak Giwa secara sewenang-wenang tanpa bukti.

Awal tahun ini tentara membebaskan 50 tahanan anak-anak.

Ini bukan pertama kalinya kekhawatiran muncul terkait barak Giwa. Sebuah laporan pada Juni tahun lalu mengatakan, dalam lima tahun terakhir, 7.000 tahanan meninggal karena kelaparan, kehausan, penyakit dan penyiksaan saat di tahanan militer. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.