Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anatomi Mukmin Vs Kafir: Tujuan Hidup

Bahron Ansori - Kamis, 21 September 2023 - 14:47 WIB

Kamis, 21 September 2023 - 14:47 WIB

56 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Seorang muslim tujuan hidupnya jelas semata-mata mengharapkan ridho Allah dalam semua aktivitasnya. Allah Ta’ala sudah menjelaskan dengan sangat gamblang di dalam Al Qur’an apa yang menjadi tujuan hidup seorang mukmin di muka bumi ini. Inilah di antara lembaran-lembaran Al Qur’an yang bisa dijumpai pada surat Adz Dzariyat ayat 56. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”  (Qs. Adz Dzariyat: 56)

Allah tidaklah membiarkan manusia begitu saja hidup di bumi ini. Allah tidak memerintahkan manusia sekedar untuk makan, minum, melepas lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Sebaliknya, Allah menciptakan manusia dengan tujuan besar agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Qs. Al Mu’minun: 115).

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan, “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya?” (Madaarijus Salikin, 1/98). Jadi beribadah kepada Allah adalah tujuan diciptakannya jin, manusia dan seluruh makhluk. Makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang. Allah Ta’ala berfirman,

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”  (Qs. Al Qiyamah: 36).

Imam Asy Syafi’i mengatakan,

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

لاَ يُؤْمَرُ وَلاَ يُنْهَى

“(Apakah mereka diciptakan) tanpa diperintah dan dilarang?”

Ulama lainnya mengatakan,

لاَ يُثاَبُ وَلاَ يُعَاقَبُ

“(Apakah mereka diciptakan) tanpa ada balasan dan siksaan?” (Lihat Madaarijus Salikin, 1/98)

Tujuan hidup orang kafir

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Adapun tujuan hidup orang kafir hanya sebatas pemenuhan syahwat perut dan di bawah perut. Bagi mereka kehidupan di dunia ini hanya sekali, karena itu mereka berlomba-lomba menghabiskan usianya untuk bersenang-senang dan memuaskan syahwatnya.

Orang kafir, kalaupun mereka berbuat kebaikan maka semua menjadi sia-sia ibarat fatamorgana. Surah An-Nur

Ayat 39 – 40

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (Qs. An-Nuur: 39-40)

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Ibnu Katsir rh menyebutkan ayat di atas adalah permisalan untuk dua jenis orang kafir, sebagaimana sebelumnya disebutkan untuk orang munafik dalam awal surah Al-Baqarah.

Permisalan pertama adalah untuk orang kafir yang mengajak pada kekafiran yang menyangka bahwa mereka berada dalam kebenaran amal dan iktikad. Padahal usaha mereka sia-sia. Hal ini dimisalkan seperti fatamorgana.

Amalan mereka seperti yang dikatakan dalam ayat lainnya,

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Qs. Al-Furqan: 23)

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Dalam satu hadits disebutkan, “Nanti akan dikatakan kepada orang-orang Yahudi, apa yang kalian sembah?” Mereka menjawab, “Kami menyembah Uzair putra Allah.” Dikatakan kepada mereka, “Kalian dusta, Allah tidaklah mengangkat anak. Lalu apa yang kalian harapkan?”  Mereka menjawab, “Wahai Rabbku, kami dalam keadaan haus, berilah minum kepada kami.” Lalu ada yang mengatakan, “Tidakkah kalian melihat?”  Lantas nampak api, terlihat seperti fatamorgana yang sudah dikerumuni, dan orang-orang saling berdesak-desakkan. (HR. Bukhari, no. 4581 dan Muslim, no. 183)

Permisalan pertama ini untuk orang yang jahal murakkab (bodoh kuadrat). Permisalan kedua untuk orang yang bodoh biasa, yaitu para pengikut atau asal ikut-ikutan pada pemimpin (ulama) yang kufur, yang tuli dan bisu yang tidak bisa berpikir, yang hanya sekadar ikut-ikutan, yang tidak mengetahui siapa yang menuntun, tidak mengetahui ke mana harus pergi.

Ibnu ‘Abbas ra mengatakan tentang ayat (yang artinya), “Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya.” Yang dimaksud di sini adalah kegelapan pada hati, pendengaran, dan penglihatan. Ayat ini semakna dengan ayat,

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (Qs. Al-Baqarah: 7)

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah

Juga sama seperti ayat,

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Qs. Al-Jatsiyah: 23)

Ubay bin Ka’ab berkata mengenai firman Allah Ta’ala,

ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ

“gelap gulita yang tindih-bertindih”, di sini maksudnya ia berbolak-balik pada lima kegelapan yaitu kegelapan dalam perkataan, kegelapan dalam amal, masuk dan keluarnya juga kegelapan, dan kembalinya pada hari kiamat pada kegelapan hingga masuk dalam jurang neraka.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

Sedangkan maksud ayat,

وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ

“(dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.”  Ibnu Katsir rh menjelaskan siapa yang tidak diberi petunjuk oleh Allah, maka ia akan binasa (haalik), berada dalam kebodohan (jaahil), menjadi rusak (haail), menjadi tidak berguna (baair), hingga menjadi kafir. Ini sama seperti firman Allah,

مَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ

Siapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk.” (Qs. Al-A’raf: 186).

Begitulah perbedaan hidup seorang muslim dan orang kafir. Semoga Allah selalu membimbing kita agar istikomah dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, aamiin.(A/RS3/P1)

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

 

Mi’raj News Agnecy (MINA)

 

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
Kolom
Kolom
Kolom
Tausiyah
Tausiyah