Kairo, MINA – Sekelompok anggota parlemen Mesir pada hari Ahad (17/6/2018) mengkritik reformasi fiskal baru-baru ini yang diundangkan oleh pemerintahan Presiden Abdel Fattah al-Sisi, terutama pemotongan subsidi untuk bahan bakar dan listrik.
Aliansi 25-30, sebuah blok dari sejumlah anggota parlemen oposisi, menuntut dalam sebuah pernyataan bahwa Sisi harus membatalkan apa yang disebut “keputusan ekonomi yang salah” yang dikatakannya mengakibatkan kelas bawah dan menengah menderita. Middle East Monitor (MEMO) melaporkan.
Mesir pekan lalu mengumumkan kenaikan harga bahan bakar dan listrik saat memotong subsidi, sebagai rangkaian dari langkah-langkah penghematan ekonomi atas dukungan Dana Moneter Internasional sebagai bagian dari paket pinjaman AS $ 12 miliar ke Kairo.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Reformasi fiskal, yang dimulai dengan devaluasi mata uang pada akhir 2016, telah membantu meningkatkan indikator ekonomi seperti pertumbuhan PDB, tetapi terus membuat banyak orang Mesir semakin terpuruk.
Protes mulai muncul, tetapi tidak ada demonstrasi publik yang dilaporkan pekan ini setelah bahan bakar dan listrik menjadi lebih mahal.
Pernyataan anggota parlemen itu adalah kritik publik langka terhadap Al-Sisi.
Kritikus mengatakan, Al-Sisi selama ini telah memimpin penindasan terburuk terhadap lawan-lawan politik dalam sejarah Mesir, dengan pihak berwenang menangkap ribuan tokoh pergerakan Islami dan ratusan aktivis lainnya sejak ia berkuasa pada 2014.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Aliansi 25-30 secara teratur menentang kebijakan pemerintah.
Mesir sedang mencoba untuk menghidupkan kembali ekonominya, yang dilanda kerusuhan sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan pemimpin lama Hosni Mubarak. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata