APAKAH NAKBAH ITU?

nakba
nakba
Warga Mengungsi dan melarikan diri setelah Peresitwa Nakbah (Sumber foto: calsjp.org)

Oleh : Nur Ikwan Abadi

Wartawan Mi’raj Islamic News Agency di Gaza City*

Apa yang terlintas difikiran anda ketika mendengar kata Nakbah?, apakah sebenarnya arti Nakbah? Bagi yang sudah mengetahui tentang Nakbah, ketika mendengar kata Nakbah pasti fikiranya langsung tertuju kepada Palestina. Palestina merupakan Sebuah negeri yang terdapat Al Aqsha didalamnya, Masjid Al Aqhsa merupakan kiblat pertama umat Islam, saat ini masih tersebut dikuasai dan di bawah kontrol oleh Zionis Israel.

Sekarang mari kita bahas mengenai Nakbah, apa sih yang dimaksud Nakbah dan bagaimana sebenarnya kejadian yang membuat luka mendalam bangsa Palestina itu. Sebelunya, kita akan mengulas kembali kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang telah dilalui Palestina sebelumtahun 1948.

Sejak ditaklukannya Palestina pada kepemimpinan Islam oleh Umar bin Khattab, tanah Palestina diduduki oleh kaum muslimin. Saat itu umat Islam, Yahudi dan Nashrani hidup dengan damai. Ketika berakhirnya masa kekuasaan Islam atas tanah Palestina pada awal abad 20 atau tahun 1900 yaitu pada masa Kekhalifahan Al-Utsmani, sebagian besar penduduk Palestina adalah Islam dengan prosentasi 85 persen, Nashrani 10 persen dan Yahudi hanya 5 persen, atau bisa dikatakan bahwasanya jumlah kaum Yahudi tidak ada apa-apa kecuali hanya 5 persen dari jumlah penduduk Palestina saat itu.

Baca Juga:  Mahasiswa Generasi Baru di AS Beri Harapan kepada Palestina

Akan tetapi ketika proyek zionis yang dimotori oleh seorang tokoh Zionis, Theodor Hertzel dimulai,kaum Yahudi dari berbagai Negara pindah dan hijrah secara besar-besaran ke Palestina. Hijrahnya kaum Yahudi ke Palestina inilah yang menjadi akarpermasalahan di Palestina.

Pada saat itu kaum Yahudi sangat memuja pemikiran zionis yang meyakini bahwa tanah Palestina adalah tanah mereka satu-satunya dan menganggap penduduk asli yang tinggal di Palestina saat itu tidak berhak atas tanah tersebut, sehingga mereka harus melakukan cara apapun untuk merebut tanah Palestinadengan tujuan mendirikan Negara Yahudi.

Pada akhir perang dunia pertama tahun 1916, atas wewenang Prancis dan Inggris membagi-bagi tanah syam. Inggris menghadiahkan sebuah janji untuk kaum Yahudi membangun tanah air sendiri di bumi Palestina, dan memberikan legalitas yang menurut mereka “sah”, karena janji tersebutlah dengan mudah orangYahudi berhijrah. Janji pemerintah inggris inilah yang dikenal dengan perjanjian Balfour 1917.

Mulailah kaum yahudi dari berbagai Negara Hijrah ke tanah Palestina. Statistik penduduk Palestina pun secara drastis berubah. Pada tahun 1900 kaum Yahudi di Palestina yang jumlahnya hanya 5 persen melonjak menjadi 31 persen hingga tahun 1947.

Akan tetapi, walaupun jumlah kaum Yahudi melonjak drastis, pada tahun 1947 Yahudi belum memiliki apapun kecuali hanya sekitar 8.8 persen dari tanah Palestina. Kemudian datanglah peperangan yang cukup terkenal, yang meluluhlantahkan kehidupan muslimin Palestina, yakni peperangan pada tahun 1948.Pada bulan mei tahun tersebut, Inggris menarik mundur pasukannya dari Palestina, dan Zionis mendeklarasikan berdirinya Negara Israel di tanah Palestina dan hari berikutnya meledaklah peperangan antara pasukan Zionis dan pasukan Arab.

Baca Juga:  Refleksi Hardiknas dan Penguatan Kembali Ekosistem Pendidikan Kita

Karena tidak adanya koordinasi antara pasukan-pasukan Arab, perintah-perintah yang bertentangan, perjanjian-perjanjian rahasia yang berbahaya, lemahnya pasukan, kehabisan amunisi dan sebagainya, pasukan arab mengalami kekalahan atas Yahudi dengan cukup memalukan.

Pada peperangan 1948 inilah, 78 persen tanah palestina dirampas dan dikuasai oleh zionis dan menyisakan hanya 22 % tanah yang dikuasai oleh arab Palestina. Kemudian Zionis membagi Palestina menjadi 3 daerah yaitu Al Quds atau Jerusalem, Tepi Barat dan Jalur Gaza yang masih tersisa untuk tanah arab hingga tahun 1967, sedangkan sebanyak 78 persen dikuasai oleh zionis Israel dan dengan tanah inilah pada 14 mei 1948 mereka mendeklarasikan berdirinya Negara Zionis Israel.

nakba6
Pengungsi anak perempuan saat peristiwa Nakbah (Sumber foto: calsjp.org)

Pada saat perang 1948 berkobar, lebih dari 15 ribu warga Palestina dan arab syahid. Zionis melakukan penyembelihan masal atau hukuman mati kepada lebih dari 50 warga Palestina. Kemudian Zionis Israel melakukan pembersihan etnis dan penghancuran besar-besaran pada lebih dari 531 kota dan desa di Palestina.

Baca Juga:  Sejarah Hardiknas, Mengenang Bapak Pendidikan Indonesia 

Lebih dari 50 persen atau 780.000 warga palestina terusir dari negerinya, dimana sebelum terjadinya perang tersebut jumlah penduduk arab di Palestina sebanyak 1.400.000. Selama sepuluh tahun sejak terjadinya peperangan 1948 masuklah 850.000 orang yahudi dari berbagai penjuru dunia ke tanah Palestina.

Salah satu dampak terbesar lainnya dari perang ini adalah pembagian Al Quds menjadi Al Quds timur di bawah kekuasaan arab dan Al-quds barat di tangan Yahudi. Di Al-Quds timur terdapat baldah qodimah (Kota tua) dan Masjid Al Aqsha Al-mubarok, kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra dan Mi’rajnya Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam.

Setelah tahun 1948 inilah “telah resmi” kota-kota Palestina yang terjajah dikuasai oleh Zionis. Bangsa arab kemudian menyebut kota-kota terjajah ini dengan sebutan kota 48 atau tanah 48 atau kota Palestina yang terjajah, dan pada tahun 1949 Israel bergabung dengan PBB atau menjadi Negara resmi yang diakui oleh kebanyakan Negara di dunia.

Karena peristiwa itu, bangsaPalestina terusir,mengungsi keluar Palestina, mereka mengalami kehancuran, kesedihan, dan kehilangan hak mereka,serta yang menyedihkan Masjid Al Aqsha dikuasai oleh Zionis Israel. Oleh karena itulah perang pada tahun 1948 ini dinamakan An-Nakbah yang berarti Kehancuran. (K01/P015/)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0