Aries Susanti “Spiderwoman” Berhijab

(Foto: GFI)

Oleh : Lailatul Mukarromah, MINA

Siapa yang tak kenal atlet atlet nasional yang mengharumkan nama Indonesia dengan segudang prestasi ini ? Ya. Seorang muslimah berhijab bernama lengkap Rahayu ini pernah mengalahkan atlet panjat tebing peringkat ketiga dunia dari Rusia Elena Timofeeva dalam ajang IFSC World Cup 2018 di Chongqing, Cina, yang digelar pada 5-6 Mei 2018.

Pada laga final kejuaraan panjat tebing dunia tersebut dia berhasi menaklukan Timofeeva dengan catatan waktu 7,51 detik.

Bahkan kegigihan atlet panjat tebing Aries Susanti Rahayu untuk meraih dua medali emas dalam ajang 2018, diangkat ke layar lebar. Dibuat film. Kisahnya divisualkan dalam film berjudul 6,9 Detik garapan sutradara Lola Amaria.

Untuk diketahui, 6,9 Detik merupakan rekor standar internasional yang harus dipecahkan oleh para atlet pemanjat tebing bila ingin menjadi juara dalam cabang olahraga tersebut.

Tak ayal Aries pun dijuluki sebagai “” Indonesia, merujuk pada tokoh fiksi Spiderman yang punya kekuatan super untuk memanjat dengan cepat.

Saat ini Aries sedang berada di puncak popularitas terbaiknya sebagai atlet andalan panjat tebing Indonesia.

Dia pun kini sedang bersiap menyambut Olimpiade 2020 Tokyo yang akan diadakan bulan November.

Perjuangan Aries

Aries Susanti Rahayu adalah anak dari pasangan Sanjaya dan Maryati.

Perempuan kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, pada 21 Maret 1995 itu sejak dini sudah berkecimpung di dunia olahraga.

Dia tumbuh kembang dengan gelisah di sebuah desa kecil di Purwodadi, mencari jalannya sendiri, sampai saat remaja menjadi atlet panjat tebing nasional.

Aries merupakan anak dari seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang pulang dua tahun sekali.

Ketika duduk di bangku sekolah menengah, Aries adalah atlet atletik di SMP Negeri 1 Grobogan. Sampai suatu ketika, Aries menonton kejuaraan olahraga panjat tebing di layar televisi.

Guru olahraga Aries di SMP juga mengenalkannya dengan olahraga panjat tebing. Lewat sang guru, Aries mengenal istilah-istilah dan merasakan sensasi olahraga panjat tebing untuk kali pertama.

Hal itu terjadi pada 2007, ketika usia Aries masih 12 tahun. Sejak hari itu, Aries bertekad untuk menekuni olahraga panjat tebing.

Komitmen dan ketekunan Aries berbuah kepercayaan dari sang pelatih untuk mengikutkannya pada  sebuah kejuaraan tingkat nasional pada 2008. Kala itu Aries berhasil naik ke podium dengan meraih perak.

Kecepatan, kemampuan, serta teknik Aries dalam memanjat dianggap cukup baik, sehingga Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) tertarik untuk memboyong Aries ke pemusatan latihan nasional di Yogyakarta.

Lulus dari SMP Negeri 1 Grobogan, Aries melanjutkan pendidikan ke SMA Kristen Purwodadi dan sudah itu ke Universitas Muhammadiyah Semarang.

Debut pertama Aries di level Internasional terjadi pada 2 tahun lalu, tepatnya pada 17-21 September 2017 dalam kejuaraan Asian Continental Championship di Teheran, Iran.

Kejuaraan berikutnya seperti IFSC (International Federation of Sport Climbing) Climbing Worldcup 2017 di Wujian dan di Xiamen, Cina. Pada kejuaraan itu Aries berhasil menjaga performa serta kualitasnya dengan meraih peringkat keempat di Wujian dan peringkat kedua ketika di Xiamen.

Aries juga meraih gelar juara dunia dalam kejuaraan International Federation of Sport Climbing (IFSC) 5-6 Mei 2018 di Chongqing, China.

Aries Susanti mengalahkan Elena Timofeeva dalam kejuaraan panjat tebing tingkat dunia, IFSC World Cup 2018 dengan catatan waktu 7,51 detik.

Pada Agustus 2018, dia sukses meraih medali emas panjat tebing putri Asian Games 2018, di Palembang.

Film 6,9 Detik

Kisah perjalanan Aries dalam dunia panjat tebing pun difilmkan ke layar lebar.

Film berjudul “6,9 Detik” ini digarap oleh sutradara Lola Amaria, dan Aries Susanti yang menjadi pemeran utamanya membawakan peran dirinya sendiri.

Proses syuting film ini dilakukan pada Februari 2019 dan tayang serentak di seluruh bioskop pada 26 September 2019.

Film 6,9 detik ini menceritakan drama tiga babak seorang atlet yang menjadi viral di negaranya sebagai “Spiderwomen” Indonesia, saat memenangkan medali dua emas Asian Games 2018. Kemenangan yang terlihat manis tentunya melewati proses panjang pendewasaan.

Tontonan keluarga, anak TKW yang mencari caranya sendiri untuk berprestasi dalam segala keterbatasan.

Ledakan emosinya selama tumbuh kembang, berhasil menjadikannya juara dunia yang bersinar saat Asian Games 2018.

Namun kisah tumbuh kembang seorang perempuan tidak pernah sederhana. Ia dibentuk oleh segala aral pencarian jati diri dan harapan orang tuanya.

Mempertanyakan apakah menjadi juara artinya berdamai dengan segala luka dan suka yang telah lewat

Diangkat dari kisah nyata, Aries Susanti Rahayu, didukung oleh atlet Pelatnas Panjat Tebing nasional. Menawarkan kenyataan tumbuh kembang seorang gadis desa yang mendunia dan kehidupan atlet Indonesia. (A/LM/R01/RS2-P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.