Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) menghentikan sementara pengiriman anjing pelacak pendeteksi bom ke Yordania dan Mesir, setelah beberapa anjing mati karena kurang perawatan.
“Setiap kematian anjing di lapangan adalah peristiwa yang sangat menyedihkan dan kami akan mengambil setiap langkah yang mungkin untuk mencegah hal ini terjadi di masa depan,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada wartawan, Senin (23/12).
Anjing-anjing “memainkan peran penting dalam upaya CT (kontraterorisme) kami di luar negeri dan dalam menyelamatkan kehidupan warga Amerika,” kata juru bicara itu, demikian Press TV melaporkan.
Pejabat independen Inspektur Jenderal (OIG) Departemen Luar Negeri sendiri mulai memeriksa kesejahteraan hewan-hewan itu setelah laporan-laporan tentang perlakuan buruk terhadap anjing muncul pada pertengahan 2017.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada bulan September, para inspektur menemukan banyak kasus kelalaian dalam perawatan terhadap 135 anjing, termasuk Belgian Malinois, German Shepherds, Labradors, dan anjing-anjing lain yang terlatih dalam mendeteksi bahan peledak.
Hewan-hewan yang dilatih AS ini diberikan kepada kurang dari selusin negara sebagai bagian dari program kerja sama kontraterorisme.
Kekhawatiran utama adalah dengan Yordania, negara penerima manfaat pertama dari program ini. Satu anjing mati karena perawatan yang tidak memadai dan yang lainnya harus dimatikan setelah kembali ke Amerika Serikat.
Para penyelidik OIG merekomendasikan agar pemerintah AS berhenti memasok anjing pelacak ke Yordania, tetapi Biro Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri yang mengirim anjing pelacak ke luar negeri, menolak mematuhinya. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj News Agency (MINA)