Ashrawi Kecam Rencana Israel Bangun 2.000 unit ilegal di Al-Quds

Anggota Komite Eksekutif Palestina (PLO) (kanan) bersama Perwakilan Portugis Pedro Sousa e Abreu (kiri). (foto: Wafa)

 

Ramallah, 10 Syawal 1438/ 4 Juli 2017 (MINA) – Anggota Komite Eksekutif Palestina (PLO) Hanan Ashrawi mengecam rencana Israel untuk membangun 2.000 unit pemukiman ilegal dan empat perumahan Yahudi di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur (Al-Quds), Palestina.

“Keputusan itu juga akan mencakup pemindahan penduduk Palestina secara paksa dan upaya terang-terangan untuk merusak upaya Amerika Serikat dalam memulai kembali proses perdamaian,” katanya dalam siaran pers disiarkan media Palestina Wafa News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (4/7).

Menurut wanita tokoh Palestina itu, membangun lebih banyak unit pemukiman dan memperluas pemukiman ilegal sebagai perilaku kolonial provokatif yang merupakan pelanggaran hukum internasional hanya akan memicu kekerasan dan ketidakstabilan di wilayah ini (Palestina) dan sekitarnya.

“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menghentikan Israel memperluas usaha penyelesaian ilegal di Tepi Barat, yang secara khusus menduduki Yerusalem Timur,” ujarnya.

Melalui pembersihan etnis Palestina di ibukota kita, Israel berusaha untuk memperkuat kehadiran pemukim Yahudi dengan mengorbankan rakyat kita. Ini sebuah pelanggaran yang disengaja Israel terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334,” tambahnya.

Ashrawi mengucapkan selamat jalan pada Perwakilan Portugis Pedro Sousa e Abreu  yang akan mengakhiri jabatan diplomatiknya di Palestina dalam pertemuan di Markas Besar PLO di Ramallah.

Dia jmengungkapkan penghargaannya kepada Abreu dan Portigal yang membuka perwakilan diplomatik di Palestia yang merupakan dukungan terhadap perjuangan Palestina.

Disertai harapan sukses berikutnya bagi Abreu  dalam tugas-tugas diplomatiknya di masa depan dan mengucapkan terima kasih kepada Portugal atas hubungan bersejarahnya dengan Palestina dan dukungannya atas perjuangan Palestina.

Selanjutnya Ashrawi mendesak Portugal untuk mengakui Negara Palestina sehingga warga Palestina dapat menentuan nasib sendiri dan menjaga martabat mereka.

Kedua belah pihak membahas perkembangan politik terakhir, khususnya pelanggaran hukum internasional Israel dan penghancuran yang disengaja dari solusi dua negara dan kesempatan untuk perdamaian.

Ashrawi juga menekankan perlunya rekonsiliasi internal dan pemilihan umum di Palestina.

Diskusi tersebut juga mencakup perkembangan di kawasan dan global, serta langkah diplomatik Amerika terbaru dan peran politik yang diharapkan dilakukan Uni Eropa untuk mnyelesaikan masalah Palestina. (T/R10/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.