kemendikbud-1.png" alt="" width="515" height="360" />
Jakarta, MINA – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan kajian teknis penyusunan kebijakan pengembangan literasi nasional, guna menyukseskan Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Kepala Badan Bahasa, Dadang Sunendar menyebut sebagai gerakan bersama, GLN memerlukan data dan informasi yang akurat terkait capaian tingkat literasi rata-rata nasional, khususnya literasi siswa, demikian Kemendikbud yang diterima MINA.
“Kita identifikasi bersama berbagai permasalahan literasi nasional. Kita juga identifikasi daerah yang masih lemah dalam hal literasi. Selain itu, kita juga inventarisasi program-program yang telah dilakukan dan program konkret yang akan dilakukan,” katanya dalam kegiatan Pembekalan Teknis Pengumpulan Data Penyusunan Bahan Kebijakan, Rabu (28/3).
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Sebagai gerakan yang harus dilakukan secara masif dan bersama-sama, Badan Bahasa menyambut baik berbagai inisiatif untuk menggelorakan peningkatan literasi.
“Gerakan literasi ini bergerak melalui tiga poros utama, yaitu literasi keluarga, literasi sekolah dan literasi masyarakat yang memerlukan perhatian kita bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), Emi Emilia mengungkapkan data yang dikumpulkan dalam penelitian berasal dari siswa Siswa Menengah Atas (SMA) kelas X (9) di 34 provinsi. Hasil dari penelitian ini akan dapat dipergunakan untuk pengambilan kebijakan GLN yang merupakan tanggung jawab bersama.
“Ada banyak yang dapat kita lakukan dengan data dari penelitian ini. Misalnya, kita bisa berikan rekomendasi terkait kegiatan literasi, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Soal-soal yang digunakan untuk penelitian tidak hanya digunakan untuk memotret kemampuan literasi membaca, namun juga telah dikombinasikan dengan kemampuan literasi digital para siswa.
“Kita pilih sembilan sekolah di tiap provinsi yang telah melakukan UNBK secara mandiri,” jelas Rahmawati dari Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
Lokakarya pembekalan penelitian yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kemendikbud ini dilaksanakan pada tanggal 22 – 28 Maret 2018. Lokakarya ini melibatkan dinas pendidikan kabupaten, kota, dan provinsi, Tim Kajian Kebijakan Teknis Pendukung Literasi Nasional, para peneliti dari Balai dan Kantor Bahasa, serta kordinator proktor di 34 provinsi. (R/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September