Bagaimana Islam Mengatur Cinta Sebagai Fitrah Manusia

Oleh: Nia Kurniati Nurlaila, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah, IAIN Raden Intan, Lampung.

Allah Subahanhu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati ; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra ayat 32)

Setiap kita, Mukminin dan Mukminat paham betul bahwa segala larangan yang di buat langsung dari Sang Pencipta melalui firman Allah Subahanhu Wa Ta’ala tak lain hanyalah untuk kebaikan hamba-Nya.

Karena yang menciptakan sudah pasti lebih tau apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya, untuk itu sudah sewajarnya manusia senantiasa memperbaiki amalan-amalannya dengan memperhatikan perintah dan larangan-Nya.

Sebagai makhluk ciptaan Allah Subahanhu Wa Ta’ala yang bernama manusia tentu kita tak luput dari perbuatan salah dan dosa, namun bukan berarti kita menjadikan alasan ini untuk melakukan segala bentuk kesalahan dan dosa, terutama di kalangan para remaja yang sering dilanda hasrat terhadap lawan jenis.

Tentu ini bukan menjadi masalah serius di kalangan Pak Polisi namun akan menjadi masalah serius di hadapan Sang Ilahi, jika tidak dibungkus dengan pemahaman yang Islami.

Cinta adalah fitrah dari Sang Maha Pencipta

Allah Subahanhu Wa Ta’ala berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Al-Rum [30]: 21)

Di antara tanda kekuasaan-Nya adalah diberikannya rasa cinta dan sayang di dalam diri manusia. Allah telah merancang dengan indahnya melalui anugerah cinta. Karena dengan cinta, manusia biasa dapat berfikir tentang-Nya, bahkan dengan cinta dua insan berbeda dapat disatukan dalam ikatan yang bernama pernikahan.

Cinta adalah fitrah, namun apa jadinya jika cinta diartikan sempit di kalangan para remaja masa kini yang trend disebut berpacaran. Dengan dalih sebagai ekspresi cinta, segala cara dilakukan untuk mencari kepuasan nafsu semata.

Allah berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra ayat 32)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menulis makna “wala taqrabu zina innahu khana fuhisyah wa shaashabilla” yakni “Allah Subhanahu Wa Ta‘ala melarang hamba-hamba-Nya berbuat zina, begitu pula mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong dan menyebabkan terjadinya perzinahan.”

Sedangkan dalam Tafsir Quraish Shihab menerangkan, “Janganlah kalian mendekati zina dengan melakukan hal-hal yang mengarah kepadanya. Sebab zina adalah perbuatan keji yang sangat jelas keburukannya. Jalan itu adalah merupakan jalan yang paling buruk.”

Adapun dalam Tafsir Jalalayn menerangkan dengan kalimat, “(Dan janganlah kalian mendekati zina) larangan untuk melakukannya jelas lebih keras lagi (sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji) perbuatan yang buruk (dan seburuk-buruknya) sejelek-jelek (jalan) adalah perbuatan zina itu.”

Di antara bentuk perlakuan yang mendorong zina adalah berpacaran yang jelas-jelas tidak diperbolehkan, karena di dalamnya terdapat aktifitas haram yang sangat menarik baik dalam bentuk percakapan maupun tulisan yang tidak halal.

Karena itu Islam telah melarang dari segala macam bentuk dan rupa interaksi cinta yang tidak halal yang merusak akal dan pikiran.

Jika Mata Hati mulai Merasa

Remaja cerdas perlu mengerti bagaimana menyikapi perassaan fitrah dan indikasi dewasa ini. Karena masa inilah, hal normal sebagai lelaki dan mulai merasa timbul gejolak yang tak biasa diantara mereka berdua. Namun, Islam datang memberikan solusi dan aturan. Bahkan, aturannya pun tidak main-main, melainkan langsung dari Sang Pencipta melalui wahyu dan utusan-Nya Rasulullah Sallalahu ‘alaihi Wassalam.

Rasulullah Sallalahu ‘Alaihi Wasslama bersabda yang artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari akhir, maka janganlah ia berkholwat dengan seorang wanita tanpa ada mahram wanita tersebut karena setan menjadi yang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad)

Pada hadits lain menyebutkan, yang artinya, “Janganlah salah seorang dari kalian berkholwat dengan seorang wanita, karena sesungguhnya setan menjadi yang ketiga di antara mereka berdua.” (HR Ahmad, Al-Thabrani dan AI-Baihaqi).

Terlihat bagaimana Rasulullah melarang dengan tegas segala bentuk maksiat demi kebaikan dan memanusiakan manusia, agar para remaja yang mulai merasa tidak terjerumus kedalam nestapa yang membuat air mata menjadi tiada harga di akhirat nantinya.

Untukmu Halalkan yang Haram

Terbukti Islam menjadi agama yang membawa rahmatan lil ‘alamin, bagaimana tidak?, Islam tak pernah bertentangan dengan fitrah manusia. Karunia cinta yang diberikan di dalam diri manusia akan menjadi agung dan suci dengan aturan yang telah dibuat Allah Subahanhu Wa Ta’ala, yakni dalam ikatan sakral dan tak dapat diremehkan yang bernama pernikahan
Allah Subahanhu Wa Ta’ala berfirman:

وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendiri di antar kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah mahahalus (pemberian-Nya) lagi maha mengetahui.” (QS. Al-Nur [24] :32)

Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, artinya: “Wahai para pemuda! Barang siapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, menikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi kemaluan. Dan barang siapa belum mampu, hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Bagimu yang Belum Siap

Bagi remaja sejati yang Islami tentu mengenal komitmen dan tanggung jawab. Untuk itu, ketika ia diuji dengan syahwat yang melanggar syari’at maka ia akan kembalikan kepada yang Mahakuat.

Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, artinya: “Dan barang siapa yang belum mampu hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam catatan sejarah dikenal bagaimana Zulaikha menggoda Yusuf, namun atas izin Allah Yusuf terselamatkan dari tipu muslihat wanita dzolim. Akan tetapi ketika Zulaikha mendekat kepada Sang Pencipta maka Allah dekatkan ia dengan Yusuf ‘Allaihi Wassalam.

Allah Tempat Kembali

Remaja yang bukan lagi anak-anak dan belum menjadi dewasa tentu masih mencari jati diri. Dan begitulah bagaiman Islam menjadi tempat mencari jati diri bagi kaum remaja.

Tak ada istilah Islam tidak sesuai dengan remaja, tidak pas di hati, atau merasa Islam sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.

Allah Subahanhu Wa Ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”” (QS. Al-Mu’min [40]: 60)

Allah Subahanhu Wa Ta’ala perintahkan hamba-Nya untuk meminta dengan suara yang halus, dalam firman-Nya :
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dana janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, seudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-A’raf [7]: 55-56)

Beri Hati dengan Niat yang Lurus

Bila remaja sudah mulai jatuh cinta, namun keliru dengan mngekspresikan cintanya berilah nasihat dan arahkanlah kepada Sang Pemilik hati.

Allah Subahanhu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad [47]: 7)

Mengisi waktu luang remaja dengan berkarya dan berprestasi adalah kebanggaan bagi setiap orang tua. Termasuk akhlaq remaja yang baik adalah membahagiakan orang tua dengan hal-hal yang positif.

Begitulah, bagaimana Islam membingkai kehidupan di kalangan para remaja agar tak salah kaprah dalam bahtera kehidupan yang fana’. Sehingga terbentuklah remaja yang berkualitas dan senantiasa dalam ridha Sang Kuasa. Semoga terbentuk generasi muda yang kuat fisik dan iman di kalangan kita saudara Muslim, Aamin. (T/nia/K08/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.