Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Balai Kemenperin Ciptakan Alat Pantau Kualitas Udara

Hasanatun Aliyah - Sabtu, 12 Januari 2019 - 19:47 WIB

Sabtu, 12 Januari 2019 - 19:47 WIB

1 Views

Jakarta, MINA – Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenparin), telah memanfaatkan teknologi berbasis internet dalam penelitian yang menghasilkan alat pantau kualitas udara yang dapat dideteksi melalui Digital Impinger.

“Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat terutama dalam bidang elektronika dan internet. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, BBIHP Makassar merancang alat untuk pemantauan kualitas udara ambien, yang disebut Digital Impinger. Alat ini berbasis pada teknologi internet of things (IoT),” kata Kepala BPPI Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Jakarta, Sabtu (12/1).

Menurutnya, upaya ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 dalam menciptakan inovasi guna mendongkrak daya saing industri nasional.

Secara umum Digital Impinger terdiri dari komponen seperti tranduser sensor-sensor gas, pompa-pompa vakum, sensor kecepatan alir gas, perangkat transfer data (Wifi atau modem) yang terhubung ke mikrokontroller.

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

“Pengoperasian Digital Impinger ini lebih mudah dan dapat juga dioperasikan melalui smartphone,” ungkapnya.

Selain itu, pengaturan kecepatan alir pompa-pompa vakum dan waktu operasional lebih akurat. Secara berkala, Digital Impinger akan mengirimkan data melalui jaringan internet seperti Wifi atau modem ke server. Kemudian data ini dapat dilihat pada komputer PC, laptop atau smartphone.

“Data dari Digital Impinger yang dikirim ke server akan disimpan dalam database. Data ini dapat di akses dan ditampilkan sesuai kebutuhan kapan pun dan dimanapun. Data juga dapat dikalkulasi ulang dan dibuat secara statistik dalam bentuk grafik atau format lain,” paparnya.

Ia mengemukakan, Digital Impinger yang dibuat oleh tim peneliti BBIHP Makassar ini dilengkapi empat sensor (NH3, O3, H2S dan CO).

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

Alat ini dapat juga dioperasikan sebagai impinger manual, karena BBIHP telah merancang tempat atau instalasi untuk botol-botol impinger sebanyak empat buah untuk mengantisipasi pengujian gas-gas lain yang belum memiliki sensor, seperti gas belerang oksida (SOx), nitrogen  oksida (NOx), dan lain-lain. Namun pengoperasiannya tetap menggunakan smartphone.

“Sebagai perbandingan, alat uji udara ambien yang hanya memiliki sensor dengan fungsi yang sama di pasaran saat ini mempunyai harga tidak kurang dari Rp.150 juta. Namun perlu dicatat juga bahwa alat ini tidak bisa dioperasikan sebagai impinger manual karena tidak memiliki tempat pemasangan botol-botol impinger. Jadi hanya bisa mengukur kualitas udara ambien sesuai dengan sensor yang dimiliki,” jelasnya.

Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan dapat memengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.

Untuk mendapatkan udara ambien yang berkualitas baik, perlu dilakukan monitoring dan pengendalian pencemaran udara. Hal ini juga dibutuhkan oleh industri dalam mendukung proses produksinya.

Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah

“Artinya kami juga mendorong perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia untuk menerapkan standar industri hijau,” ujarnya.

Pengukuran kualitas udara ambien dalam rangka monitoring tersebut bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat pencemar yang ada di udara. (R/R10/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
MINA Preneur
Palestina
Palestina
Palestina