Paramaribo, MINA – Indonesia menegaskan komitmennya untuk membantu Suriname dalam mengembangkan perbankan Syariah. Bank Indonesia telah mengirimkan tim ke Suriname guna memberikan pelatihan regulasi dan pengawasan perbankan syariah.
Menurut keterangan tertulis Kementrian Luar Negeri RI, Selasa (21/5), pernyataan ini disampaikan Menlu RI Retno L.P. Marsudi setelah pertemuan bilateral dengan Menlu Suriname Yldiz Deborah Pollack-Beighle, di Paramaribo, Suriname pada Senin (20/5).
“Kerja sama di bidang perbankan syariah merupakan salah satu potensi kerja sama, dalam konteks ini, Bank Mandiri Syariah telah mendukung upaya peningkatan kapasitas di bidang risk management dan accounting syariah,” tegas Menlu Retno.
Kunjungan Menlu RI ke Suriname, merupakan kunjungan kerja penuh (full-fledge) pertama Menlu RI ke Suriname dalam 26 tahun terakhir.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dalam kunjungan tersebut Menlu Retno juga berkesempatan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Suriname, Desire Delano Bouterse.
Indonesia memiliki hubungan sejarah dan budaya yang khusus dengan Suriname. Suku bangsa dan bahasa Jawa merupakan salah satu suku bangsa dan bahasa yang hidup di Suriname.
“Dengan bekal dan hubungan sejarah dan budaya yang khusus ini, menjadi sangat alami bagi Indonesia dan Suriname untuk memperkokoh hubungan bilateral di berbagai bidang, khususnya ekonomi dan pembangunan,” ujar Retno.
Beberapa area kerja sama ekonomi yang lain didorong untuk diperkuat antara lain pembangunan infrastruktur, pertambangan, energi, dan peternakan, khususnya inseminasi buatan.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Indonesia sampaikan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan infrastruktur di Suriname, termasuk proyek-proyek yang mendapat pembiayaan dari Islamic Development Bank,” jelasnya.
Dalam upaya memanfaatkan berbagai peluang yang ada, delegasi bisnis Indonesia juga telah lakukan kunjungan ke Suriname pada bulan Maret 2019.
Beberapa area kerja sama yang mendapat perhatian delegasi bisnis Indonesia antara lain di bidang pertambangan emas, pembangunan perkotaan, pembangunan solar panel untuk perumahan.
Di bidang peternakan, Indonesia telah menyampaikan komitmen untuk melakukan kerja sama inseminasi buatan ternak dalam rangka kerja sama South-South Triagular Cooperation, melalui Reverse Linkage dari Islamic Development Bank. Draft Technical Agreement menurut rencana akan ditandatangani pada paruh pertama 2019.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Selain di bidang ekonomi, salah satu area yang juga menjadi perhatian kerja sama Indonesia-Suriname adalah bidang pengembangan Pusat Pelatihan Diplomatik Suriname.
Mou kerja sama pelatihan dan pendidikan diplomatik telah ditandatangani Desember 2018. Pada Maret 2019, Indonesia telah mengirimkan tim guna memberikan pengalaman Indonesia dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan diplomatik.
Selama kunjungan, telah ditandatangani perjanjian bebas visa kunjungan singkat bagi pemegang paspor biasa. Perjanjian ini merupakan satu-satunya yang mencakup para pemegang paspor diplomatik, dinas, dan paspor biasa dalam satu perjanjian.
“Diharapkan perjanjian bebas visa kunjungan tersebut dan eratnya hubungan sejarah dan budaya yang khusus ini menjadi dasar untuk semakin memperkuat people-to-people contact antara kedua negara,” tukas Retno. (R/Sj/RI-1)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Mi’raj News Agency (MINA)