Xinjiang, MINA – Pemerintah China diduga dengan sengaja memisahkan anak-anak Muslim Uighur di Xinjiang, China dari keluarga, agama dan bahasa mereka.
Menurut laporan dari BBC, Jumat (5/7), pada saat yang sama ketika ratusan ribu orang dewasa ditahan di kamp-kamp raksasa, kampanye besar-besaran untuk membangun sekolah asrama sedang berlangsung.
Berdasarkan dokumen yang tersedia untuk umum, dan didukung oleh puluhan wawancara dengan anggota keluarga di luar negeri, BBC telah mengumpulkan beberapa bukti paling komprehensif tentang apa yang terjadi pada anak-anak di wilayah tersebut.
Catatan menunjukkan, di satu perkampungan saja lebih dari 400 anak telah kehilangan kedua orang tuanya, karena suatu bentuk pengasingan baik di kamp atau di penjara.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Penilaian formal dilakukan untuk menentukan apakah anak-anak membutuhkan perawatan khusus,” kata pernyataan dari dokumen tersebut.
Bersamaan dengan upaya untuk mengubah identitas orang dewasa Xinjiang, bukti menunjukkan kampanye paralel untuk secara sistematis memindahkan anak-anak dari orang tuanya.
Pengawasan dan kontrol ketat selama 24 jam oleh otoritas China di Xinjiang terhadap wartawan, membuat mustahil untuk mengumpulkan kesaksian. Namun, hal itu dapat dilakukan di Turki.
Di sebuah aula besar di Istanbul, lusinan orang mengantri untuk menceritakan kisah mereka, banyak dari mereka memegang foto anak-anak, semuanya sekarang hilang di Xinjiang.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Aku tidak tahu siapa yang merawat mereka,” kata seorang ibu, sambil menunjuk foto ketiga putrinya yang masih kecil, “tidak ada kontak sama sekali”.
Dalam 60 wawancara terpisah, gelombang demi gelombang kesaksian terlihat cemas, penuh kesedihan, orang tua dan kerabat lainnya memberikan rincian tentang hilangnya 100 anak lebih di Xinjiang. (T/Sj/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai