Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Tugas seorang guru tentu saja tidak mudah, namun tidak juga berat. Tidak mudah karena seorang guru bukan hanya punya tanggung jawab sebatas urusan dunia untuk menjadikan anak didiknya sukses tapi juga bagaimana sukses membangun mental (mental building) anak didiknya hingga selamat di akhirat kelak.
Tugas seorang guru sangat mulia. Sampai-sampai Nabi SAW mewasiatkan dalam sabdanya,
كُوْنـُـوْا رَبَّانِيِّـْينَ حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ عُلَمَاءَ وَيُقَالُ اَلرَّبَّانِيُّ الَّذِى يُــرَبِــّى النَّاسَ بِصِغَارِ اْلعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
“Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut guru apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak.” (HR. Bukhari). Hadis ini memberikan gambaran betapa besar peran seorang pendidik alias guru untuk mencetak generasi berkualitas.
Dalam dunia pendidikan, seorang pendidik atau pengasuh dituntut untuk terus mengupgrade keilmuannya. Seorang guru haru rajin membaca berbagai disiplin ilmu setelah menguasai disiplin keilmuan yang diampunya selama ini.
Seorang guru atau pendidik harus membangun mindset yang jelas, sebab mindset itu sangat mempengaruhi segala aktifitasnya dalam mengajar dan kehidupannya sehari-hari. Berikut ini adalah bekal-bekal yang harus dimiliki seorang pendidik antara lain sebagai berikut.
Pertama, miliki mindset, konsep dan skill yang jelas. Seorang pendidik harus mempunyai mindset konsep yang benar dan sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Jika saja mindset dan konsepnya salah maka bisa dipastikan akan sulit mewujudkan tujuan pendidikan.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Mindset sekali lagi, sangat memengaruhi cara orang berfikir tentang dirinya, lingkungannya, anak didiknya serta lembaga tempat ia mengajar. Mindset juga secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seseorang.
Mindset orang yang sukses ditandai dengan keinginan yang selalu siap berubah dan berfikir positif. Sementara mindset orang yang gagal di antara cirinya adalah penuh dengan kekhawatiran; selalu dibayangi masa lalu yang gagal atau jaya, padahal tidak pernah ada masa gagal yang abadi atau jaya yang selamanya, yang ada adalah perubahan yang terus terjadi.
Orang sukses adalah orang yang pernah gagal tapi ia membangun kerangka berfikir yang positif dan penuh keyakinan di masa yang akan datang ia akan mendulang kesuksesan, bangkit dari kegagalan adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh. Ketidakberhasilannya di masa lalu adalah pecut baginya untuk memperbaiki meraih sukses di masa depan.
Sebaliknya orang yang gagal adalah orang yang dulu pernah berjaya atau sukses namun kini jatuh dan selalu meratapi keterpurukannya saat ini. Dia lupa untuk melakukan introspeksi atas semua rencana dan faktor apa yang menjadi penyebab kegagalannya selama ini.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Antara fix mindset dan growth mindset
Seorang pengasuh harus memiliki mindset yang berkembang bukan mindset yang statis dan tidak siap berkembang). Berikut ini adalah perbedaan antara fix mindset dan growth mindset.
Fix mindset
– Tidak senang adanya perubahan
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
– menghindari tantangan
– Selalu mencari alasan atas kegagalan
– Tidak bisa dikritik
– Melihat peluang sebagai masalah
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
– Senang di tempat yang nyaman
Growth mindset
– Siap menerima perubahan
– Senang dengan tantangan
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
– Selalu melihat solusi dalam setiap kegagalan
– Terima kritik untuk evaluasi diri
– Melihat masalah sebagai peluang
– Tidak nyaman di tempat yang senang
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
Membangung mindset yang positif sangat dipengaruhi oleh pola pikir seorang pendidik, dimana pola pikirnya itu sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, figur, afirmasi, keyakinan dan kepercayaan akan sebuah pedoman dalam menjalani kehidupan ini.
Seorang muslim sudah tentu akan menjadikan al Qur’an dan al Hadis, perkataan sahabat, ijma para ulama dan sumber hukum lainnya yang sesuai dengan syariat Islam sebagai landasan dan petunjuk dalam beraktifitas baik itu ibadah, muamalah dan bahkan seluruh aktifitas dalam kehidupannya.
Seorang pendidik sudah sepantasnya menjadikan manusia-manusia terbaik sebagai figure dalam menjalankan aktifitasnya dan mengonfirmasi pada dirinya bahwa mereka layak untuk diteladani sehingga keyakinan akan terbentuk sebagai mindset yang baik dalam menjalankan aktifitas hidupnya.
Sedangkan conceptual skill berkaitan dengan metode dan cara yang ditempuh dalam melaksanakan suatu pengetahuan, keyakinan dan kepercayaan (mindset) untuk mendapatkan sebuah hasil yang diharapkan bagi setiap pendidik dalam menjalankan amanahnya.
Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina
Semoga para pendidik di negeri ini mampu memiliki mindset yang positif dan konsep skill yang baik dalam menjalankan aktifitasnya sebagai seorang pendidik, wallahua’lam.(A/RS3/P2)
(Sumber: Buku Enam Bekal Bagi Pendidik dan Pengasuh)
Mi’raj News Agency (MINA)