Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA, Pengasuh Ma’had Nurut Jannah Pandeglang (Manjada)
Manusia pembelajar adalah manusia yang terus-menerus mau belajar tentang sesuatu (learning about), belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do) dan belajar untuk menjadi sesuatu (learning to be).
Dikaitkan dengan kehadiran bulan suci Ramadhan, maka manusia atau Mukmin pembelajar adalah orang beriman yang terus-menerus mau belajar tentang apa itu hakikat Ramadhan, bagaimana melakukan sesuatu yang terbaik pada bulan Ramadhan, dan bagaimana menjadikan Ramadhan sebagai puncak karier sebagai hamba Allah dalam setahun
Langkah sederhana yang dapat dilakukan sebagai manusia pembelajar Ramadhan di antaranya adalah kita maulai baca-baca seputar Ramadhan. Mulai dari syariat kewajiban berpuasa Ramadhan, asbabun nuzul (sebab turun) ayat yang berkaitan dengan Ramadhan, amalan-amalan khusus yang perlu ditingkatkan sepanjang malam-malam Ramadhan, doa-doa yang harus dilazimkan mengiringi detik-detik perjalanan Ramadhan, dan seterusnya.
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Sehingga belum masuk bulan Ramadhan saja, sudah memberikan dampak kegairahan mempelajarinya. Harapannya tentu nanti saat bulan Ramadhan dan sesudah menjalaninya, akan tumbuh dampak hebat meraih keuntungannya.
Di beberapa tempat, untuk menandai bahwa warga menyambut tamu agung Ramadhan, mulai mendekorasi ruang tamu dan halaman rumah dengan berbagai aksesories meriah. Ada pula kebiasaan saling berkunjung, berbagi makanan menjelang buka, seolah-olah menandai akan berbuka Ramadhan.
Itu semua untuk menyiapkan mental bahwa akan ada hal-hal baru, amaliyah-amaliyah baru, yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.
Maka, para peserta Ramadhan pun dituntut untuk kembali mempelajari pengetahuan tentang bulan Ramadhan. Termasuk memberitahu dan menyampaikannya kepada seluruh anggota keluarganya, serta kepada mereka yang menjadi tanggungannya. Apakah itu karyawan di perusahaannya, rakyat di jabatannya, makmum di jamaahnya, dst.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Itu semua dilakukan agar kita dapat lebih maksimal mengisi bulan Ramadhan yang penuh berkah, dengan memastikan bahwa kita melakukan sesuatu dengan benar dan optimal pada bulan suci ini.
Semakin banyak kita mengetahui tentang bulan Ramadhan yang penuh berkah, insya-Allah akan semakin banyak kita meraih ganjaran dan nilai spiritualitas bulan suci, menuju derajat takwa, sebagaimana tujuan puasa itu sendiri.
Seperti Allah sebutkan di dalam ayat-Nya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”. (QS Al-Baqarah/2: 183).
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Semoga Allah memudahkan kita dalam meraih berbagai keutamaan sepanjang Ramadhan. Aamiin. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman