Rotterdam, 13 Jumadil Akhir 1438/12 Maret 2017 (MINA) – Seiring polisi Belanda berupaya membubarkan demonstrasi di luar konsulat Turki di Rotterdam, pemerintah kota mengusir Menteri Luar Negeri dan Menteri Keluarga Turki.
Polisi di Rotterdam menggunakan meriam air, kuda dan anjing pada Ahad (12/3) pagi untuk membubarkan lebih dari 1.000 orang warga Turki di Belanda yang melakukan protes.
Para pengunjuk rasa memukul balik dengan melemparkan batu pada polisi anti huru hara. Kerusuhan itu membuat ratusan mobil macet di jalanan, demikian Arab News memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ketegangan kedua negara akhirnya berujung pada kekerasan setelah Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa ia berencana menghadiri rapat umum pemerintah pro-Turki di Rotterdam.
Pemerintah Belanda yang akan melaksanakan pemilihan umum nasional pada hari Rabu, 15 Maret 2017, telah berulang kali mengatakan bahwa Cavusoglu tidak diterima untuk mengkampanyekan referendum Turki di negara itu dengan menolak pesawatnya mendarat.
Keputusan Belanda untuk melarang Cavusoglu terjadi setelah Jerman dan negara Eropa lainnya juga memblokir acara kampanye serupa.
Sementara itu, Menteri Keluarga Turki Fatma Betul Sayan Kaya tiba-tiba muncul di tempat protes setelah dilaporkan bepergian dengan mobil darat dari Jerman.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Dia diberhentikan tepat di luar konsulat Turki oleh polisi Belanda. Setelah beberapa jam perundingan, Kaya diantar kembali ke perbatasan Belanda-Jerman.
“Dia telah diusir kembali ke negara asalnya,” kata Walikota Rotterdam Ahmed Aboutaleb kepada wartawan. (T/RI-1/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu