Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beramal Terbaik di 10 Hari Awal Dzulhijjah

Rudi Hendrik - Senin, 13 Agustus 2018 - 19:30 WIB

Senin, 13 Agustus 2018 - 19:30 WIB

0 Views

Ilustrasi: warga Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat melaksanakan shalat di depan rumah yang hancur oleh gempa. (Foto: Firdia Lisnawati/AP)

Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)

Mahkamah Agung Arab Saudi telah memutuskan bahwa hari Ahad tanggal 12 Agustus 2018 adalah tanggal 1 Dzulhijjah 1439 Hijriah, berdasarkan hasil pemantauan bahwa bulan sabit atau hilal telah terlihat oleh beberapa orang.

Keputusan itu berarti juga menetapkan, hari wukuf jamaah haji di Arafah bertepatan tanggal 20 Agustus hari Senin dan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah bertepatan hari Selasa pada tanggal 21 Agustus 2018.

Sebagai otoritas pelaksana ibadah massal ibadah haji, keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi menjadi rujukan bagi negara-negara dunia untuk menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah dan Hari Raya Idul Adha di hari yang sama.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Dengan resminya penetapan waktu bulan terakhir dalam kalender hijriah itu, maka dengan serentak pun seluruh umat Islam mempersiapkan diri dengan amalan-amalan terbaiknya selama 10 hari pertama Dzulhijjah.

Kondisi itu berdasarkan pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bersabda, “Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” 

Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya tapi tidak ada yang kembali satu pun.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Ibnu Abbas dengan derajat sahih).

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa amalan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari lainnya dan di sini tidak ada pengecualian. Jika dikatakan bahwa amalan di hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah, itu menunjukkan bahwa beramal di waktu itu adalah sangat utama di sisi-Nya.”

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Maka sepatutnyalah umat Islam di seluruh dunia, khususnya di Indoneia untuk menyiapkan amal-amalnya hingga ke yang terbaik untuk meraih hasil terbaik dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Selain membentuk diri dengan amalan-amalan individu kepada Allah, seorang Muslim pun dituntut untuk lebih peka melakukan amalan sosial demi memperbaiki kerusakan dan ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.

Bertepatan di waktu yang afdal ini, masih banyak umat Islam yang sangat memerlukan uluran tangan dari saudara-saudara seiman dan seakidahnya. Di taraf internasional, masih berjuta para pengungsi korban perang hingga korban kemiskinan dan penindasan yang tersebar di muka bumi, yang hampir semuanya adalah Muslim.

Di dalam negeri Indonesia, masih banyak individu-individu Muslim yang kesulitan dalam kemiskinan hingga terlilit utang, yang memerlukan sedekah murah hati dari para dermawan.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Terkhusus di Provinsi Nusa Tenggara Barat, ratusan ribu saudara Muslim kita telah kehilangan jiwa, rumah dan harta bendanya oleh gempa Lombok yang hebat. Tidak ada kata “tidak” untuk tidak membantu mereka, meskipun semampu kita hanya dengan mendoakan kebaikan mereka kepada Allah.

Berkenaan dengan nasib sebagian rakyat yang dirundung cobaan dan musibah, bangsa ini pun akan berpesta besar. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus tentunya akan dirayakan dengan pesta yang marak meriah dengan biaya yang tak terhitung di berbagai wilayah Nusantara. Dan di 10 awal Dzulhijjah ini pula, Indonesia menggelar pesta olahraga terakbar se-Asia, yaitu Asian Games ke-18 yang dibuka pada tanggal 18 Agustus 2018.

Di tengah hiruk pikuk adu strategi para politisi tingkat tinggi di Ibu Kota menjelang tahun politik 2019 dan pesta besar bangsa, dituntut pula memunculkan semangat pengorbanan menjelang Hari Raya Kurban. Pengorbanan tidak semata-semata meneteskan darah domba, kambing atau sapi ke bumi agar takwa kita sampai kepada Allah, tapi juga dituntut bentuk pengorbanan yang lebih luas di dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud kesalehan sosial dan aplikasi dari ibadah kurban tersebut.

Semoga semua umat Islam memiliki semangat berkurban dan mewujudkan pengorbanan untuk Allah dan saudara-saudara seiman yang memang sangat membutuhkan uluran tangan kita. Semoga pengorbanan yang kita curahkan menjadi amal terbaik kita di 10 hari awal Dzulhijjah. (A/RI-1/P1)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News
Indonesia
Dunia Islam
Dunia Islam
MINA-HILAL
Dunia Islam