Moskow, MINA – Pertemuan internasional tentang Afghanistan di Moskow yang ditujukan untuk memulai pembicaraan damai setelah beberapa dekade perang usai, belum mencapai hasil yang diinginkan, tapi bersejarah karena ini adalah pertama kalinya gerilyawan Taliban menghadiri acara semacam itu.
Laporan BBC yang dikutip MINA, Ahad (11/11), menyebut, Afghanistan tidak mengirim delegasi resminya ke pertemuan itu, yang dihadiri oleh sekitar selusin negara. Adapun AS ber status sebagai pengamat
Anggota Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan, yang mengawasi upaya perdamaian tetapi tidak mewakili pemerintah Afghanistan, juga hadir.
Taliban sekali lagi menekankan dalam pertemuan Moskow itu, Taliban hanya akan mengadakan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat – bukan pemerintah Kabul.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Kami membahas masalah pembicaraan langsung dengan Taliban dan meminta mereka untuk memilih tempat dan waktu,” kata juru bicara Dewan Perdamaian Tinggi Rusia, dikutip oleh kantor berita Rusia RIA.
Taliban mengatakan pertemuan itu “bukan tentang bernegosiasi dengan pihak manapun”.
Sementara itu pejabat-pejabat Barat dan pemerintah Afghanistan memandang pertemuan di Moskow dengan sejumlah kecurigaan – takut bisa menggagalkan upaya negosiasi perdamaian lainnya.
Para pengamat melihat hasil pembicaraan tidak bisa diharapkan akan segera muncul. Usaha-usaha sebelumnya untuk memperantarai proses perdamaian semuanya gagal.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Tetapi fakta bahwa Taliban berada di ruang yang sama dengan delegasi Afghanistan, di Rusia, dengan AS juga hadir, sebagai hal yang penting.
Rusia dan Taliban, misalnya, adalah musuh bersejarah, meskipun mereka telah mulai berbicara dalam beberapa tahun terakhir.
Pasukan AS dan Afghanistan telah memerangi Taliban di Afghanistan selama lebih dari satu dekade. Sementara AS dan Rusia bermusuhan selama Perang Dingin yang sampai kini masih saling curiga. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel