Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan berbagai peristiwa bencana yang terjadi di sejumlah daerah hingga Senin (27/10). Banjir masih menjadi bencana yang paling mendominasi di berbagai wilayah Indonesia pada akhir Oktober 2025 ini.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, peningkatan intensitas hujan di berbagai wilayah disebabkan oleh dinamika cuaca dan pergerakan awan ke selatan.
“Kondisi ini memicu potensi hujan lebat di sebagian besar wilayah Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua, hingga sebagian Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi,” ujarnya, Senin (27/10).
Dari laporan BNPB, banjir terjadi di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, sejak Jumat (24/10) lalu. Sebanyak 171 Kepala Keluarga (KK) terdampak akibat meluapnya air yang merendam 171 unit rumah dan sejumlah fasilitas umum. Namun, berdasarkan pemutakhiran laporan, Ahad (26/10), banjir di wilayah tersebut sudah surut.
Baca Juga: Kemendagri Bantah Ada WNA Israel dalam Sistem Kependudukan Nasional
Sementara di Sulawesi Selatan, banjir juga melanda Kabupaten Luwu Utara, tepatnya di Desa Lembang-lembang, Kecamatan Baebunta Selatan. Hujan deras di hulu Sungai Rongkong menyebabkan air meluap hingga menggenangi permukiman warga.
“Sebanyak 945 jiwa terdampak dengan tinggi genangan air mencapai 80 sentimeter. Hingga Senin pagi, air masih bertahan cukup tinggi, dan BPBD setempat terus melakukan asesmen serta koordinasi dengan pemerintah desa,” kata Abdul Muhari.
Ia mengatakan, Tak hanya di Sulawesi, cuaca ekstrem juga melanda Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Hujan disertai angin kencang di Desa Air Nusa, Kecamatan Serasan Timur, menyebabkan sejumlah rumah rusak. Tim Reaksi Cepat BPBD Natuna mencatat delapan rumah rusak ringan, satu rusak sedang, dan satu rusak berat.
“Sebanyak 47 warga terdampak, beruntung tidak ada korban jiwa,” kata Muhari menambahkan.
Baca Juga: Kemenag Latih Mediator Non-Hakim untuk Tekan Angka Perceraian
Bencana juga melanda Pulau Jawa. Hujan berintensitas sedang hingga tinggi mengakibatkan banjir di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Jawa Timur, banjir dilaporkan terjadi di Lumajang, Jember, dan Nganjuk, namun kini sudah surut. Sedangkan di Kota Bandung, 73 rumah sempat tergenang air, Sabtu (25/10) dan mulai surut sehari kemudian.
Selain banjir, longsor juga melanda Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Kecamatan Lembang dan Cipongkor. Sebanyak 30 Kepala Keluarga terdampak, dan satu orang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan pondok pesantren di Desa Cigenah, Kecamatan Rongga.
“Korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” jelas Muhari.
Di Kabupaten Sukabumi, longsor dan banjir melanda Kecamatan Cisolok. Sebelas keluarga terdampak dan akses jalan menuju objek wisata Karanghawu ikut terganggu. Sementara di Jawa Tengah, banjir masih dirasakan di Grobogan, Demak, dan Kota Semarang. Genangan air di beberapa titik di Semarang mencapai ketinggian 120 sentimeter.
Baca Juga: Gubernur Jateng Inisiasi Rekayasa Cuaca untuk Atasi Banjir Semarang-Demak
“BPBD Kota Semarang terus mengevakuasi warga dan mengerahkan pompa air di titik-titik genangan. Kami juga membuka dapur umum untuk warga terdampak,” ujar Muhari.
Di Kabupaten Demak, banjir juga masih merendam 11 desa di lima kecamatan. Warga bersama BPBD setempat bergotong royong memperkuat tanggul Sungai Tuntang guna mencegah air meluap lebih besar.
Menanggapi kondisi ini, BNPB bersama BMKG terus melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Operasi ini bertujuan mengatur distribusi hujan agar tidak menumpuk di satu wilayah.
“OMC masih kami perpanjang di Jawa Barat, karena prakiraan cuaca menunjukkan potensi hujan tinggi masih akan berlangsung,” terang Muhari.
Baca Juga: Waspadai Dehidrasi, Warga Sumatra Diminta Perbanyak Asupan Cairan Saat Cuaca Panas
BNPB mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim. “Kami mengimbau warga untuk menyiapkan tas siaga bencana dan selalu memantau informasi resmi dari BNPB, BPBD, dan BMKG,” pungkasnya. []
Mi’raj News Agenxy (MINA)
Baca Juga: KH Sholahudin Masruri: Pesantren Adalah Benteng Karakter dan Kearifan Lokal Bangsa
















Mina Indonesia
Mina Arabic