Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI, serta BPBD melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Grobogan dan Semarang, Sabtu (25/10).
Operasi tersebut bertujuan untuk mengatur curah hujan agar tidak memperparah banjir yang telah melanda kedua daerah tersebut. Hujan deras sejak Rabu (22/10) menyebabkan genangan cepat muncul di berbagai titik kota, terutama di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Kaligawe.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan, operasi tersebut merupakan langkah taktis pemerintah pusat untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.
“OMC ini bukan untuk menghentikan hujan, tetapi mengatur di mana hujan akan turun sehingga tidak memperparah banjir,” ujarnya.
Baca Juga: Ketua MUI Prof Sudarnoto Terima Penghargaan Tokoh Perjuangan Kemerdekaan Palestina
Ia menegaskan, langkah ini diambil agar petugas di lapangan memiliki waktu lebih untuk memperbaiki tanggul dan mempercepat penyedotan air di titik-titik rawan banjir.
Pesawat Cessna Caravan PK-SNM telah mendarat di Bandara Ahmad Yani Semarang dan langsung digunakan untuk penyemaian awan menggunakan bahan natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksida (CaO). Tim BMKG dan BRIN turut memantau arah angin serta kelembapan udara guna menentukan lokasi terbaik untuk penyebaran bahan semai. Operasi ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan dengan evaluasi harian terhadap intensitas curah hujan di Jawa Tengah.
BPBD Kota Semarang melaporkan, curah hujan ekstrem menyebabkan drainase kota tak mampu menampung debit air, sehingga Sungai Tenggang dan beberapa aliran lainnya meluap ke permukiman warga. “Hujan deras terus turun tanpa henti selama dua hari terakhir, menyebabkan banyak rumah warga tergenang,” ujar Kepala BPBD Semarang.
Berdasarkan data, sedikitnya 4.265 jiwa dari 1.697 kepala keluarga di Kecamatan Genuk dan 33.915 jiwa dari 11.260 kepala keluarga di Muktiharjo Kidul terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter.
Baca Juga: BMKG Imbau Warga Kalsel, Malut, dan Papua Selatan Waspadai Hujan Deras
Di sejumlah kawasan seperti Bangetayu Kulon, Banjardowo, dan Kaligawe, aktivitas warga lumpuh total akibat genangan tinggi yang menghambat arus lalu lintas. Pemerintah Kota Semarang mengerahkan seluruh pompa pengendali banjir, meski sebagian masih dalam proses perbaikan.
BPBD Provinsi Jawa Tengah bersama Pusdataru turut menambah armada pompa untuk mempercepat penurunan air dan mengurangi dampak terhadap kegiatan ekonomi warga.
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Grobogan, di mana banjir meluas sejak Selasa (21/10) akibat jebolnya tanggul di beberapa sungai besar seperti Serang, Lusi, Tuntang, Renggong, dan Jajar. BPBD Grobogan mencatat sedikitnya 2.263 rumah di 28 desa pada 14 kecamatan terdampak dengan ketinggian air bervariasi antara lutut hingga pinggang orang dewasa.
“Tekanan air dari sungai sangat kuat hingga membuat tanggul jebol di beberapa titik,” ungkap Kepala BPBD Grobogan.
Baca Juga: DMI Bantul Pasang Spanduk ‘Bakso Babi’ di Warung, Demi Kejelasan Konsumen Muslim
BNPB berharap Operasi Modifikasi Cuaca dapat membantu mengurangi intensitas hujan di wilayah tergenang dan memberi ruang bagi petugas memperkuat tanggul serta mempercepat proses pemulihan warga. Namun, Suharyanto menekankan bahwa OMC bukan solusi permanen. Pemerintah daerah diharapkan memperbaiki sistem drainase, memperkuat infrastruktur pengendali banjir, dan menata tata ruang secara berkelanjutan agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap musim hujan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 41 WNI Korban Online Scam di Kamboja Resmi Tiba di Indonesia
















Mina Indonesia
Mina Arabic