Mentawai, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan mengirimkan bantuan 2 ton beras dan 40 kardus mi instan bagi para warga terdampak gempa bumi berkekuatan M 6.4 yang mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (29/8) kemarin.
Bantuan logistik BNPB sebagai pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak gempa bumi itu tiba di Desa Simatalu dan diterima pejabat desa setempat pada Selasa (30/8). Adapun Desa Simatalu menjadi salah satu wilayah yang terdampak gempa bumi dengan jumlah warga pengungsi paling banyak, termasuk Desa Simalegi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi, mewakili pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai beserta masyarakat menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan BNPB.
“Bentuk dukungan itu sangat berarti bagi warga terdampak, sebab menurut Novriadi, pasokan kebutuhan permakanan di Desa Simatalu dan Desa Simalegi hanya mencukupi untuk dua hari saja. Sehingga tentunya dukungan dari BNPB tersebut datang tepat pada waktunya,” kata Novriadi, Rabu (31/8).
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Novriadi mengatakan, BNPB selalu menaruh perhatian khusus kepada Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai wilayah dengan zona rawan gempa bumi dan tsunami kategori tinggi.
“Terima kasih kami ucapkan kepada BNPB atas dukungan logistik yang telah dikirimkan kepada kami untuk mendukung pemenuhan kebutuhan bagi warga terdampak. BNPB cukup besar perhatiannya kepada Kepulauan Mentawai,” ujar Novriadi.
Berdasarkan perkembangan data, gempa bumi M 6.4 memiliki 13 kali gempa susulan dengan kekuatan dari M 3.5 hingga maksimum M 6.4. Rangkaian gempa tersebut terjadi di segmen megathrust Mentawai yang diketahui menyimpan potensi energi gempa hingga M 8.9, dan berpotensi mampu memicu tsunami.
Dampak kerusakan yang dilaporkan atas gempa bumi itu meliputi satu gedung SMP N 3 Simalegi rusak ringan, satu unit SDN 11 Simalegi rusak berat, satu gedung Puskesmas Betaet rusak ringan, satu gereja rusak ringan, satu gedung aula kantor camat Siberut Barat rusak ringan dan lainnya masih dalam pendataan.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Guncangan gempa bumi yang dirasakan cukup kuat di Pulau Siberut itu juga memaksa 2.326 warga mengungsi ke perbukitan. Penambahan jumlah pengungsi dipicu adanya kekhawatiran masyarakat apabila terjadi gempa bumi susulan yang dapat berpotensi tsunami. Hingga saat ini tidak ada laporan mengenai korban jiwa dan situasi serta kondisi cukup aman terkendali. (R/R2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta