Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BWI Perkenalkan Forum Wakaf Produktif dan Hari Wakaf Produktif

kurnia - Rabu, 7 Desember 2016 - 21:21 WIB

Rabu, 7 Desember 2016 - 21:21 WIB

439 Views ㅤ

Foto: MINA

Jakarta, 7 Rabi’ul Awwal 1438/7 Desember 2016 (MINA) – Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Soft Launching Forum Wakaf Produktif dan Inisiasi pencanangan Hari Wakaf Produktif dengan tema “Kebangkitan Wakaf Produktif Kebangkitan Ekonomi Islam Indonesia”.

Wakil Ketua Badan Pelaksana Wakaf Slamet Riyanto Wakaf mengatakan, sejauh ini wakaf masih belum popular di masyarakat sebagai salah satu bentuk amalah dalam ajaran Islam, kata Slamet dalam Pembukaan Soft Launching Forum Wakaf Produktif dan Inisiasi di hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat. Rabu (7/12) pagi.

Wakaf masih belum dipahami secara luas oleh berbagai segmen masyarakat dan juga belum dipahami secara mendalam tentang hakikat, ragam dan bentuknya,” tegas Slamet.

Oleh karenanya BWI sebagai representasi negara dalam mengatur aktvitas dan pengembangan wakaf di Indonesia berinisiatif untuk mengintensifkan program edukasi wakaf kepada masyarakat agar pemahaman tentang wakaf menjadi lebih baik dan holistic.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Pihaknya menyadari bahwa wakaf erat kaitannya dengan dunia usaha, terutama sektor ekonomi produktif. Maka BWI bersama beberapa nazhir wakaf nasional seperti Dompet Dhuafa, Global Wakaf dan Al Azhar merasa perlu untuk membangun pemahaman yang utuh untuk menjadikan wakaf sebagai salah satu penggerak ekonomi masyarakat,” terang Slamet

Dikatakanya bahwa berbicara wakaf yang erat kaitannya dengan pengelolaan asset masyarakat dan pengembangannya menjadi sektor ekonomi produktif, BWI juga berkepentingan untuk melibatkan otoritas moneter dan otoritas jasa keuangan serta perbankan menjadi stakeholder penting dalam bingkai strategi pengembangan wakaf nasional.

Slamet berharap Jalinan stakeholder ini ke depan berlangsung sinergis dan berkelanjutan untuk menjawab beberapa masalah dan tantangan sebagai berikut,

Ia mengatakan, merubah mindset masyarakat bahwa wakaf dapat dikerjakan dalam bilangan-bilangan kecil. Sehingga tidak selalu dikerjakan dalam bilangan besar yang identic dengan kemampuan kelas menengah keatas. Itu artinya seluruh segmen masyakarat dapat menunaikan wakaf sesuai kemampuannya masing-masing melalui nazhir yang dapat menghimpun dan mengelolanya.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Melakukan optimalisasi pengelolaan asset wakaf, agar menjadi sumber ekonomi produktif yang dapat meningkatkan produksi serta menyerap lapangan pekerjaan.

Optimalisasi sektor ekonomi ini juga akan memberikan multiplier efek positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk kalangan mawkufalaih atau penerima manfaat surplus wakaf yang dikelola.

Namun ketiga poin di atas tindakan mungkin terwujud jika belum ada sinergitas antar stakeholder dunia wakaf yang berfungsi sebagai saling berbagi dan saling meningkatkan kompetensi pengelolaan asset wakaf yang menjamin keberlangsungan usahanya.

“Selain itu peran perbankan menjadi penting untuk melakukan terobosan-terobosan yang positif di dalam menstimulus dunia usaha berbasis asset wakaf,” terang Slamet.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

“Mengingat pentingnya kelima agenda tersebut di atas, maka BWI bersama beberapa Nashir wakaf nasional bersepakat untuk membentuk Fourm Wakaf Produktif sebagai wadah bagi pengembangan pengelolaan asset wakaf yang selama ini ada dan tersebar di antara para nazhir wakaf,” jelas Slamet.

Kemudian sebagai upaya lebih menguatkan keberadaan forum ini, maka BWI dan para nazhir wakaf juga berkeinginan untuk menjadi insiator “Gerakan Wakaf Produktif” dan mencoba menginisiasi pencanangan “Hari Wakaf Produktif Nasional”. (L/P002/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Sosok