Surabaya, MINA – Guna mencegah penyebaran Covid, 450 jamaah dari Kelompok terbang (kloter) pertama jamaah haji Jawa Timur 1443 H/2022 M yang mendarat di Bandar Udara Internasional Juanda pada Ahad (17/7), menerapkan prokes Kesehatan ketat.
Jamaah haji yang baru tiba dilakukan skrining dengan pengukuran suhu badan dan juga swab antigen.
“Sesuai dengan arahan dari Bu Gubernur, PPIH bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan petugas yang tergabung di Satgas Covid 19 akan berupaya dalam pencegahan covid. Ini sudah komitmen seluruh stakeholder, karena kita perlu disiplin terkait pencegahan penyebaran Covid ini,” kata Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jatim Abdul Haris di Debarkasi Surabaya.
Secara proses, jamaah yang baru tiba di Debarkasi Surabaya akan dilakukan pengecekan suhu badan. Kemudian sesuai ketentuan, bagi jamaah yang mengalami gejala ringan dan memiliki suhu di atas 37 derajat celcius akan dilakukan pemeriksaan swab PCR. Sedangkan bagi jamaah lainnya tetap dites swab antigen.
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
“Jadi semua diperiksa secara lengkap, baik yang memiliki gejala maupun yang tidak, pokoknya kita lakukan secara ketat, karena kita tidak mau nantinya ada klaster haji,” ujar Abdul Haris.
Disinfeksi juga dilakukan pada jamaah, barang bawaan, serta bis yang membawa Jamaah. Bis akan didisfeksi sebelum dan sesudah digunakan penjemputan.
Tak hanya itu, bagi Jamaah yang belum melakukan booster serta memenuhi persyaratan, akan dilakukan vaksinasi covid ketiga.
Sementara itu, Wakabid Kesehatan 1 PPIH Debarkasi Surabaya dr. Acub Zaenal Amoe menjelaskan, untuk kloter 1 Jatim ini ada sekitar 9 jamaah yang dilakukan PCR karena memiliki gejala ringan.
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda
“Sesuai dengan SOP, di atas suhu atau yang memiliki gejala ringan akan di tes PCR. Di antara sembilan yang diperiksa, semuanya adalah yang memiliki gejala ringan seperti pilek, sesak nafas, dan gejala ringan lainnya,” katanya.
Zaenal menjelaskan, karena membutuhkan waktu, jamaah harus menunggu terlebih dahulu untuk mengetahui hasilnya. Ia pun menjelaskan, pada dasarnya gejala yang diderita merupakan gejala umum, terutama seseorang yang datang dari Arab Saudi yang memiliki suhu cuaca yang tinggi.
Ia pun mejelaskan jika nantinya ada Jamaah yang positif, akan dilakukan isolasi terpusat di kota/kabupaten. (R/R7/P1)
Baca Juga: Jama’ah Muslimin Kutuk Keras Tentara Zionis Kencingi Al-Qur’an
Mi’raj News Agency (MINA)