Beijing, MINA – Pemerintah Cina berencana membangun terowongan 1.000 km untuk mengalihkan air dari Sungai Brahmaputra.
Proyek pengalihan air ambisius ini dinilai berpotensi menjadi titik lain ketegangan antara Cina, India dan Bangladesh.
Sebuah laporan di South China Morning Post (SCMP) menyebutkan, insinyur Cina sedang menguji teknik yang bisa digunakan untuk membangun terowongan 1.000km – saluran air terpanjang di dunia – yang akan membawa air dari Tibet ke Xinjiang, sebuah wilayah tandus di barat laut Cina, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam dan masih sering terjaid perlawanan terhadap Pemerintah Cina di sana.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Proyek ini akan mengalihkan air dari sungai besar di Asia menuju gurun Taklamakan di Xinjiang. Sungai tersebut di Tibet dinamai Sungai Yarlung Tsangpo dan di India dinamai Sungai Brahmaputra.
Setiap proyek yang mengalihkan air dari hulu Brahmaputra cenderung membuat baik kota New Delhi dan Dhaka, karena sungai tersebut merupakan sumber air utama bagi India timur laut dan Bangladesh.
Pemerintah India sebelumnya telah mengajukan keberatan terhadap bendungan-bendungan Cina yang dibangun di atas Sungai Yarlung Tsangpo di Tibet.
“Saat ini tidak ada perjanjian air antara India, Cina, dan Bangladesh,” kata Lobsang Yangtso, seorang peneliti di Jaringan Tibet Internasional, yang penelitiannya berfokus pada kebijakan lingkungan Cina di Tibet. Demikian Dhaka Tribune memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
“India pasti harus mengambil posisi yang kuat sejauh proyek ini berjalan, karena bisa menjadi bencana bagi India dan Bangladesh,” katanya.
Menurut laporan SCMP, terowongan yang diusulkan akan turun dari Himalaya dataran tinggi tertinggi di dunia dalam beberapa bagian dihubungkan oleh air terjun. Proyek itu akan mengubah Xinjiang menjadi California. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas