Tianjin, Cina, 7 Dzulqa’dah 1436/22 Agustus 2015 (MINA) – Pihak berwenang Cina membantah kematian ribuan ikan di dekat lokasi industri terkait dengan bencana ledakan kimia pekan lalu di Tianjin-Cina yang menewaskan sedikitnya 114 orang.
Aparat Cina dalam penyelidikannya mengatakan ada sekitar 40 jenis bahan kimia berbahaya disimpan di gudang di pusat ledakan termasuk amonium nitrat dan sejumlah besar natrium sianida.
Namun, Xinhua, Kantor Berita resmi Cina, mengatakan tidak ada sianida beracun yang ditemukan di sungai selama tes pada Kamis (20/8) sore.
“Ikan ditemukan enam kilometer di sekitar lokasi ledakan,” kata Xinhua dalam laporannya sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Lebih dari sepekan setelah ledakan di gudang kimia di Tianjin, Cina, ribuan ikan mati dan terdampar di tepian pantai.
Peristiwa tersebut memicu ketakutan akan pencemaran bahan kimia pasca ledakan.
Ledakan itu sendiri mengakibatkan setidaknya 2.000 ton bahan kimia berbahaya bocor ke sungai, terdiri dari 700 ton natrium sianida, 800 ton amonium nitrat dan 500 ton potasium.
Ribuan Ikan itu ditemukan sekitar enam kilometer dari lokasi ledakan yang menewaskan 114 orang itu, shanghaiist melaporkan.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Penyelidikan sementara aparat terkait ledakan menemukan bahwa gudang yang meledak pekan lalu menyimpan 40 bahan kimia yang berbahaya di dalamnya.
Perubahan Iklim
Profesor Chan Raja-Ming, Direktur Program Ilmu Lingkungan Hidup di Universitas Cina meyakini, ribuan ikan itu telah mati selama dua hingga tiga hari yang lalu.
“Saya tidak pernah mengunjungi tempat kejadian, tapi saya meyakini ikan mati dua hingga tiga hari yang lalu,” kata Chan.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Lebih lanjut, dia menduga musim di daerah itu berubah dari musim semi ke musim panas yang telah terbukti kurang efektif untuk ikan.
“Ketika matahari bersinar, menghangatkan air. Ini sangat efektif untuk pertumbuhan spesies seperti alga dan akhirnya mengarah pada penurunan tingkat oksigen, dan penurunan oksigen inilah yang akan membunuh ikan,” tegasnya.
Kemungkinan lain, kata dia, adalah pembuangan ilegal limbah dari pembangunan jembatan yang menghubungkan Hong Kong dengan Zhuhai dan Macau.
Sementara, Deng Xiaowen, kepala pusat pemantauan lingkungan Tianjin, bersumpah untuk menyelidiki kematian ikan. Tetapi dia mengklaim bahwa ikan di wilayah tersebut bisa saja mati di musim panas dalam jumlah besar karena kualitas air yang buruk.
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
“Ketika suhu naik, oksigen akan menguap dan ikan bisa mati karena hipoksia,” katanya.
“Setelah penyebab kematian yang tepat ditemukan, itu akan diumumkan kepada masyarakat segera,” ujar Deng.
Foto yang menunjukkan permukaan Sungai Hai dipenuhi ribuan ikan mati tersebar di situs media sosial, Kamis, 20 Agustus 2015. Hal itu menambah kekhawatiran bahwa militer gagal membersihkan dan mencegah kebocoran bahan kimia dari lokasi ledakan. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS