Beijing, MINA – Pemerintah Cina mengumpulkan sampel darah dan DNA melalui pemeriksaan gratis, untuk melacak keberadaan Muslim Uyghur dalam upaya untuk membuat mereka tunduk kepada Partai Komunis yang berkuasa, menurut The New York Times.
Cina menggunakan teknologi dari AS untuk memantau gambar iris dan informasi pribadi lainnya, dengan kedok pemeriksaan kesehatan gratis, dan kadang-kadang mereka tidak sukarela, menurut seorang warga Uyghur. Yeni Safak melaporkan pada Sabtu (23/2).
“Mengumpulkan bahan genetik adalah bagian penting dari kampanye Cina, menurut kelompok hak asasi manusia dan aktivis Uyghur. Mereka mengatakan basis data DNA yang komprehensif dapat digunakan untuk memburu warga Uighur yang menolak untuk mematuhi kampanye,” ujar pernyataan.
Polisi dan ilmuwan Cina telah menggunakan peralatan yang dibuat oleh perusahaan AS Thermo Fisher tersebut.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mereka juga mengandalkan bahan genetik yang disediakan oleh ahli genetika Universitas Yale, Kenneth Kidd untuk membuat perbandingan dengan DNA Uyghur.
Program pengumpulan DNA yang disebut Fisik untuk Semua antara 2016-2017, telah menjangkau sekitar 36 juta orang, menurut kantor berita Xinhua.
Cina meningkatkan batasannya di wilayah ini dalam dua tahun terakhir, melarang pria dari menumbuhkan janggut, wanita dari mengenakan jilbab dan memperkenalkan program DNA dan pengawasan ini.
Surat kabar itu mengatakan Cina mengklaim manfaat yang diperoleh dengan menggunakan materi genetik untuk menyelesaikan kejahatan adalah pembenaran yang tepat untuk membangun basis data DNA di seluruh negeri.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Thermo Fisher mengubah kebijakannya, dan mengatakan tidak akan lagi menjual peralatan ke Xinjiang, di mana sebagian besar kampanye untuk melacak Uyghur sedang berlangsung. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan