Jakarta, MINA – Crescentrating dan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) mengumumkan kerjasama, Jumat (14/10), untuk mempercepat laju pemulihan industri pariwisata Indonesia dengan mengkapitalisasi pasar wisata ramah Muslim.
Tujuan jangka pendek dari kerjasama ini yakni meningkatkan laju pertumbuhan wisatawan Muslim ke Indonesia seiring dengan memulihnya kondisi industri pariwisata di Indonesia.
Program kerjasama ini diluncurkan di Kantor Pusat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di Jakarta dan dihadiri representatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), KNEKS, Bank Indonesia dan Mastercard.
“Saya apresiasi kolaborasi antara Crescentrating dan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) dalam menjalin kerjasama mutual untuk mempercepat laju pemulihan industri pariwisata ramah Muslim di Indonesia yang berkelanjutan,” kata Rizky Handayani, Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Menurutnya, program kerjasama ini sejalan dengan tujuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai pemain utama dalam pariwisata ramah Muslim dan meningkatkan kunjungan wisatawan Muslim ke Indonesia.
Inisiasi awal dalam kerjasama antara Crescentrating dan PPHI meliputi menyelenggarakan Global Muslim-Friendly Tourism Summit 2023 bersamaan dengan B2B/B2C Travel Fair.
Selain itu, meluncurkan kembali Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), peluncuran Muslim-lifestyle Indonesia Awards, program rating dan akreditasi bagi pelaku industri dan penyedia jasa ramah Muslim, dan peluncuran platform untuk berinteraksi dengan pelaku industri ramah Muslim di Indonesia.
Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), yang dirilis pada 2018 dan 2019, akan diluncurkan kembali di tahun 2023. IMTI memberikan pemaparan komprehensif atas kesiapan tiap provinsi dalam menyambut kedatangan wisatawan, terutama wisatawan Muslim.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
CEO Crescentrating dan Halaltrip Fazal Bahardeen, menyampaikan, dengan keunikan dan keberagaman produk industri pariwisata yang Indonesia tawarkan, dia percaya dapat membuka sejumlah peluang pasar wisata ramah Muslim dan menjadikannya sebagai mesin penggerak perekonomian.
“Melalui kerjasama ini, kami berkomitmen untuk mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini di Indonesia sambil merangkul berbagai elemen masyarakat,” ucap Bahardeen.
Ketua Persatuan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Riyanto Sofyan, menyatakan, untuk mempercepat laju pengembangan industri pariwisata di Indonesia dengan mengkapitalisasi pasar wisata ramah Muslim, perlu memberikan nilai lebih pada produk dan jasa yang ditawarkan, diiringi dengan peningkatan mutu secara berkelanjutan, yang sesuai dengan suasana wisata ramah Muslim pasca pandemi.
“Dengan demikian, kerjasama kami dengan Crescentrating sejalan dengan Inisiasi Strategis PPHI 2022 – 2024 dalam menyediakan benchmarking global, program pelatihan berkualitas, berbagi praktik terbaik, dan jaringan pemasaran global,” ujarnya.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Sementara Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar, mengatakan, kebangkitan ekonomi Indonesia pasca pandemi salah satunya didukung oleh sektor pariwisata yang mampu bangkit dengan cepat.
Menurutnya, potensi pariwisata ramah muslim yang sangat baik di Indonesia perlu untuk terus ditingkatkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah perjalanan dan kunjungan wisatawan muslim internasional dari berbagai negara.
“Kesiapan itu perlu dilaksanakan secara berkolaborasi dan KNEKS mendukung penuh kolaborasi tersebut, salah satunya melalui MoU ini dan kerjasama ke depannya dengan semua stakeholder industri pariwisata. Sebagai bagian dari pengembangan ekonomi syariah Indonesia, KNEKS akan terus mengakselerasi kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang dapat memberikan pelayanan terbaik kepada muslim visitors seluruh dunia,” pungkasnya.
Berdasarkan Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, kedatangan wisatawan Muslim global mencatatkan rekor tertinggi di 2019, yakni mencapai 160 juta.
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air
Setelah melewati disrupsi di tahun 2020 dan 2021, kedatangan wisatawan Muslim internasional diprediksi akan mencapai 140 juta di tahun 2023 akan kembali ke level prapandemi sebanyak 160 juta kedatangan di tahun 2024. Pada 2026, diprediksi terdapat 230 juta kedatangan wisatawan Muslim global dengan estimasi pengeluaran belanja sebesar 225 Miliar Dolar AS.
Di tahun-tahun sebelum pandemi, Indonesia mencatatkan pertumbuhan kedatangan wisatawan Muslim internasional yang stabil. Menurut estimasi Crescentrating, terdapat 2.9 Juta kedatangan wisatawan Muslim internasional ke Indonesia.
Angka ini merepresentasikan 18 persen dari total kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Indonesia meraih posisi kedua di laporan GMTI 2022, mempertegas kedudukannya sebagai salah satu destinasi ramah Muslim terbaik di dunia.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan drastis. Pada periode Mei 2022, lembaga tersebut mencatatkan peningkatan wisatawan mancanegara lebih dari 18 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.(R/R1/P1)
Baca Juga: Antisipasi Macet saat Nataru, Truk Barang akan Dibatasi Mulai 21 Desember
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional