Banjul, Gambia – Sebuah gerakan pro-demokrasi di Gambia turun ke jalan pada Senin (16/12) menyerukan agar Presiden Adama Barrow, mengundurkan diri dan mengadakan pemilu baru.
Para pengunjuk rasa dari “3 tahun Jotna” (sekarang tiga tahun) mengadakan demonstrasi di pinggiran Banjul, dari Sting Corner ke Jembatan Denton, di mana mereka mengirimkan surat kepada Ebrima Sankareh, Juru Bicara Pemerintah.
Barrow berkuasa atas dukungan tujuh partai politik dan tiga kandidat independen. Perjanjian koalisi adalah ia menjabat selama masa transisi tiga tahun kemudian mengadakan pemilihan di mana ia tidak akan ikut bersaing.
“Yang mulia, orang-orang Gambia menginginkan fondasi yang demokratis di Gambia, yang Anda setujui, tawarkan, dan janjikan untuk diberikan kepada mereka setelah tiga tahun,” kata mereka dalam surat itu.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Mereka menganggap, Barrow belum menunjukkan kesediaan untuk berkomitmen melaksanakan secara penuh isi perjanjian.
“Kami mengirimkan petisi ini kepada Anda, sebagai anggota dan pendukung kursus itu, untuk mengingatkan Anda bahwa, sekarang sudah tiga tahun, yang menandai berakhirnya pemerintahan transisi Anda,” tambah kelompok itu.
Para pengunjuk rasa menuntut agar Barrow mengumumkan kepada rakyat Gambia sebelum masa jabatannya berakhir, untuk mengadakan pemilihan.
Pemimpin Gambia itu sendiri telah mengatakan di beberapa forum bahwa ia bermaksud melayani selama lima tahun, sebagaimana diatur dalam konstitusi negara. (T/Ast/P1)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)