Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demo Sudan Makin Meningkat

Ansaf Muarif Gunawan - Jumat, 25 Januari 2019 - 06:54 WIB

Jumat, 25 Januari 2019 - 06:54 WIB

8 Views

Polisi Sudan Tembak Pemrotes dengan Gas Air Mata (AFP)

Khartoum, MINA – Polisi Sudan menembakkan gas air mata ke ratusan demonstran anti-pemerintah yang mencoba berbaris di Istana Presiden di Khartoum pada Kamis (24/1), guna meningkatkan tekanan terhadap Presiden Omar Al-Bashir untuk mengundurkan diri dengan mengadakan demonstrasi nasional.

Polisi anti huru hara juga menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di Omdurman.

Demonstrasi dilaporkan juga terjadi di negara bagian Jazeera, kota Laut Merah di Port Sudan dan di sebuah desa di Negara Bagian Utara, kata saksi mata. Demikian The New Arab yang dikutip MINA pada Jum’at (25/1).

Telah lebih dari sebulan berlangsungnya pemerotesan terhadap pemerintah yang dipicu oleh keputusan pemerintah Bashir untuk melipat-tigakan harga roti.

Baca Juga: Trump Klaim Mesir dan Yordania akan Patuhi Usulan Pembersihan Etnis Palestina

Kenaikan harga roti itu  membawa para demonstran ke jalan-jalan di pusat pertanian Atbara di timur dan kota-kota provinsi lainnya yang bermula pada 19 Desember.

Protes kemudian dengan cepat menyebar ke ibukota Khartoum dan kota-kota besar lainnya ketika orang-orang melampiaskan kemarahan  kepada pemerintah.

Demonstrasi terjadi saat Sudan sedang memerangi krisis ekonomi yang didorong oleh melonjaknya inflasi dan kekurangan mata uang asing.

Para pengunjuk rasa berteriak tentang “Kebebasan, perdamaian, keadilan”. Gerakan itu telah dihadapkan dengan tindakan keras yang telah mengundang kecaman internasional, termasuk dari Amerika Serikat yang telah memperingatkan Sudan bahwa itu dapat merusak  hubungan kedua negara.

Baca Juga: Tabrakan Pesawat American Airlines vs Helicopter UH-60 Black Hawk, Ini Reaksi Trump

Demonstrasi menyebar secara luas dipandang sebagai ancaman terbesar bagi pemerintahan Bashir, yang bertangan besi sejak ia mengambil alih kekuasaan dalam kudeta yang didukung Islam pada tahun 1989.

Para pejabat mengatakan, sekitar 26 orang telah tewas dalam kekerasan itu, tetapi kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebutkan 40 orang tewas.  (T/Gun/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mengenaskan, Pembakar Al-Qur’an Asal Swedia Ditemukan Tewas di Apartemenya

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Afrika
Afrika
Afrika
Kolom
Indonesia
Kolom
Indonesia
Palestina