Demo Sudan Makin Meningkat

Khartoum, MINA – Polisi Sudan menembakkan gas air mata ke ratusan demonstran anti-pemerintah yang mencoba berbaris di Istana Presiden di Khartoum pada Kamis (24/1), guna meningkatkan tekanan terhadap Presiden Omar Al-Bashir untuk mengundurkan diri dengan mengadakan demonstrasi nasional.

Polisi anti huru hara juga menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di Omdurman.

Demonstrasi dilaporkan juga terjadi di negara bagian Jazeera, kota Laut Merah di Port Sudan dan di sebuah desa di Negara Bagian Utara, kata saksi mata. Demikian The New Arab yang dikutip MINA pada Jum’at (25/1).

Telah lebih dari sebulan berlangsungnya pemerotesan terhadap pemerintah yang dipicu oleh keputusan pemerintah Bashir untuk melipat-tigakan harga roti.

Baca Juga:  Taiwan Expo 2024 Perluas Perdagangan Bilateral

Kenaikan harga roti itu  membawa para demonstran ke jalan-jalan di pusat pertanian Atbara di timur dan kota-kota provinsi lainnya yang bermula pada 19 Desember.

Protes kemudian dengan cepat menyebar ke ibukota Khartoum dan kota-kota besar lainnya ketika orang-orang melampiaskan kemarahan  kepada pemerintah.

Demonstrasi terjadi saat Sudan sedang memerangi krisis ekonomi yang didorong oleh melonjaknya inflasi dan kekurangan mata uang asing.

Para pengunjuk rasa berteriak tentang “Kebebasan, perdamaian, keadilan”. Gerakan itu telah dihadapkan dengan tindakan keras yang telah mengundang kecaman internasional, termasuk dari Amerika Serikat yang telah memperingatkan Sudan bahwa itu dapat merusak  hubungan kedua negara.

Demonstrasi menyebar secara luas dipandang sebagai ancaman terbesar bagi pemerintahan Bashir, yang bertangan besi sejak ia mengambil alih kekuasaan dalam kudeta yang didukung Islam pada tahun 1989.

Baca Juga:  Beasiswa Universitas Al Azhar Mesir Dibuka, Ini Syaratnya

Para pejabat mengatakan, sekitar 26 orang telah tewas dalam kekerasan itu, tetapi kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebutkan 40 orang tewas.  (T/Gun/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)