Basra, MINA – Para demonstran anti-pemerintah di Irak selatan memblokir jalan-jalan menuju pelabuhan utama negara itu pada Senin (18/11), sementara bank sentral mengurangi jam kerjanya karena demonstrasi yang sedang berlangsung, kata pejabat keamanan.
Pejabat keamanan di kota Basra mengatakan, para pengunjuk rasa membakar ban dan menghalangi jalan ke pelabuhan Umm Qasr yang bertanggung jawab atas sebagian besar impor komoditas negara itu.
Para pengunjuk rasa juga menutup jalan ke bandara dengan membakar ban di kota Najaf.
Ini adalah kedua kalinya pelabuhan itu diblokir sejak protes dimulai 1 Oktober, ketika ribuan warga Irak, sebagian besar pemuda, turun ke jalan mengecam korupsi pemerintah yang merajalela, kegagalan layanan negara, termasuk pemadaman listrik, dan kurangnya kesempatan kerja.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Itu adalah masa-masa sulit ketika pelabuhan ditutup,” kata seorang pejabat senior pelabuhan, merujuk pada penutupan sebelumnya pada 29 Oktober yang berlangsung hampir sepekan, demikian Nahar Net melaporkan.
Sumber itu mengatakan, produktivitas telah berkurang hampir setengahnya sebagai hasilnya, tetapi impor telah meningkat secara bertahap sejak itu. Pelabuhan merupakan sumber pendapatan penting bagi pemerintah.
Sementara itu, jam kerja dikurangi untuk karyawan Bank Sentral di Baghdad, yang terletak di Jalan Rasheed yang terkenal.
“Kami masih bekerja secara normal tetapi kami mengurangi jam kerja,” kata seorang direktur jenderal senior di bank.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Setidaknya 320 orang telah tewas dan ribuan lainnya luka-luka di Ibu Kota dan sebagian besar provinsi selatan Syiah sejak kerusuhan dimulai. (T/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama