Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demonstran Sudan Desak Pemerintahan Sipil

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 16 April 2019 - 08:46 WIB

Selasa, 16 April 2019 - 08:46 WIB

6 Views

Sudanese demonstrators chant slogans during a protest demanding Sudanese President Omar Al-Bashir to step down outside the defence ministry in Khartoum, Sudan April 8, 2019. REUTERS/Stringer

Khartoum, MINA – Kelompok demonstran utama Sudan masih melakukan aksinya, Senin (15/4), mendesak pembentukan segera pemerintah yang dipimpin warga sipil untuk menggantikan dewan militer baru negara itu.

Para demonstran memperingatkan “revolusi” para demonstran menghadapi ancaman dari “sisa-sisa rezim” dari pemimpin yang digulingkan Omar al-Bashir. Al Jazeera melaporkan.

Asosiasi Profesional Sudan (SPA) menegaskan kembali seruannya untuk pembubaran dewan militer dan diganti oleh yang sipil, dengan hanya akan mencakup perwakilan tentara secara terbatas.

Organisasi yang mempelopori berbulan-bulan protes terhadap Presiden Omar al-Bashir, juga menuntut pemecatan jaksa penuntut umum dan kepala kehakiman Sudan, serta pembubaran mantan presiden Partai Kongres Nasional (NCP).

Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hezbollah Hampir Tercapai

“Tujuan revolusi tidak dapat dicapai sepenuhnya dan menghadapi manipulasi di belakang panggung oleh sisa-sisa rezim,” kata anggota SPA Taha Osman kepada wartawan di ibukota, Khartoum.

“Permintaan utama adalah pembentukan dewan sipil untuk menjamin bahwa revolusi dilindungi dan semua tujuan tercapai,” ujarnya.

Dewan Militer belum secara resmi menanggapi tuntutan-tuntutan itu.

Namun, sejumlah langkah telah dilakukan dalam upaya nyata untuk menenangkan para demonstran, termasuk pencabutan jam malam.

Baca Juga: Bentrok Polisi vs Pendukung Imran Khan, Ibu Kota Pakistan Lockdown

Kepala Dewan Militer. Abdel Fattah al-Burhan Abdelrahman telah berjanji untuk merestrukturisasi institusi negara dan “mencabut rezim (Bashir) dan simbol-simbolnya.”

Al-Burhan juga mengatakan bahwa transisi ke pemerintahan sipil bisa memakan waktu hingga dua tahun. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Minuman Cola Gaza ”Bebas Genosida” Hebohkan Inggris

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News
Breaking News
Afrika
Timur Tengah
Internasional