Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demonstrasi Akan Diadakan di Parlemen dan Kota-kota Sudan

Insaf Muarif Gunawan - Ahad, 20 Januari 2019 - 05:21 WIB

Ahad, 20 Januari 2019 - 05:21 WIB

0 Views

polisi-tembakkan-gas-air-mata-ke-demonstran-di-sudan/4716330.html

Khortoun, MINA – Demonstrasi antipemerintah akan diadakan di parlemen Sudan dan kota-kota di seluruh negeri, demikian dikatakan oleh pihak penyelenggara protes pada Sabtu (19/1).

Protes nasionak telah mengguncang Sudan sejak 19 Desember lalu, setelah pemerintah menaikkan harga roti.

Namun, protes berubah menjadi aksi unjuk rasa menentang pemerintahan tiga dekade Presiden Omar Al-Bashir, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.

Para pengunjuk rasa yang meneriakkan “kebebasan, perdamaian, keadilan” telah dihadang oleh polisi anti huru hara dengan tembakan gas air mata di beberapa aksi demonstrasi sejak protes pertama meletus di kota Atbara timur.

Baca Juga: Aljazair: Rakyat Palestina Butuh Dukungan Afrika Lebih Kuat dari Sebelumnya

Asosiasi Profesional Sudan, sebuah kelompok payung serikat pekerja dalam sebuah pernyataan menyerukan, pawai di parlemen pada Ahad (20/1) untuk menyerahkan sebuah memorandum yang meminta pengunduran Presiden Bashir kepada anggota parlemen.

“Kami menyerukan pawai ke parlemen di Omdurman pada hari Ahad,” kata pernyataan itu, mengacu pada ibu kota Kembar Khartoum tempat parlemen berada.

Kelompok yang mempelopori protes mengatakan, akan ada juga demonstrasi di Khartoum pada Ahad, yang akan diikuti dengan demonstrasi malam hari pada Selasa di ibu kota dan di Omdurman.

Selama sebulan terakhir, pengunjuk rasa telah melakukan beberapa demonstrasi di Omdurman, di tepi barat Sungai Nil.

Baca Juga: Breaking News: Ledakan Dahsyat Guncang Tel Aviv

“Pada hari Kamis akan ada aksi unjuk rasa di seluruh kota-kota di Sudan,” tambah pernyataan itu.

Para pejabat mengatakan, sedikitnya 26 orang, termasuk dua personel keamanan, telah tewas selama satu bulan protes. Sementara kelompok hak asasi Amnesty International pekan lalu menempatkan korban tewas lebih dari 40 orang.

Respons pemerintah telah memicu kritik internasional, sementara Bashir menyalahkan kekerasan pada “konspirator” yang tidak dikenal.

Protes terjadi ketika Sudan menderita krisis ekonomi yang didorong oleh kekurangan akut mata uang asing dan melonjaknya inflasi yang lebih dari dua kali lipat harga makanan dan obat-obatan. (T/Gun/RI-1)

Baca Juga: AS Pindahkan Pasukannya dari Pangkalan di Niger

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PBB: Sudan Berada di Ambang Bencana Kelaparan

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Internasional
Internasional
Afrika