Jakarta, MINA – Kondisi geografis menjadikan Indonesia sangat berpotensi sekaligus rawan bencana. Pendidikan dan mitigasi bencana menjadi elemen penting untuk mengurangi risiko bencana.
“Untuk mendorong pengarusutamaan pendidikan kebencanaan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan meluncurkan Center of Excellence Kebencanaan, yang akan akan menjadi wujud pengalaman panjang kegiatan penelitian LIPI di bidang kebencanaan,” tutur Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti di Jakarta, demikian keterangan dikutip MINA, Jum’at (11/1).
Menurut Nuke, upaya pengurangan risiko kebencanaan melalui pendidikan kebencanaan kepada publik tidak bisa hanya mengandalkan satu atau dua pihak saja.
“BMKG dan BNPB sudah melakukan tanggung jawab terkait sistem peringatan dini serta penganggulangan bencana, namun perlu tanggung jawab yang lebih menyeluruh di semua level,” ujar Nuke.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Nuke juga menjelaskan, pendidikan kebencanaan idealnya masuk dalam tataran formal dan informal. “Selain mendorong agar materi siaga bencana masuk dalam kurikulum pendidikan formal, kami juga mendesain agar masyarakat mendapat sosialisasi kesiapsiagaan bencana melalui saluran-saluran informal,” pungkasnya. (R/R09/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam