Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Dua mahasiswi asal Malaysia Aqilah Dayana dan Nurul Amira memilih Sekolah Tinggi Shuffah Al-Quran Abdullah bin Masud (SQABM), di Al-Mujahirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, sebagai tempat praktik lapangan selama tiga bulan.
Saat ditanya alasannya, mereka mengaku ingin mencari pengalaman yang berbeda dari teman-temannya sekaligus ingin melihat suasana tempat tersebut.
Yang selama ini hanya mereka dengar dari cerita dari salah satu dosen di universitas mereka yang pernah berkunjung ke Al-Muhajirun.
Setibanya mereka di Dusun Al-Muhaijirun Lampung, di mana SQABM berada, mereka mengaku sangat terkejut sulit percaya dengan apa yang mereka lihat.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Kami menemukan hal baru di Al-Muhajirun yang sebelumnya sulit untuk dipercaya. Ternyata ada pesantren yang menyatu dengan perkampungan seperti ini. Sebelumnya untuk membayangkan saja rasanya sulit,” kata Amirah.
Sementara itu Aqila mengatakan, memang selama ini mereka belajar teori tentang masyarakat Arab yang menjalankan ajaran Islam yang amar ma’ruf nahi mungkar (menyeru kebenaran, mencegah keburukan). Namun mereka tidak percaya ini akan benar-benar ada.
“Kami bertanya tanya apakah mungkin terwujud perkampungan yang bermasyarakat seperti itu, tapi setelah di sini kami melihat dan menganggap ternyata perkampungan Islam bukanlah hal yang mustahil,” ungkap Aqilah.
Menurutnya, belum ada tempat semacam itu di Malaysia dan kampung Islam internasional ini bisa menjadi contoh.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Di Malaysia kan tidak ada pesantren dan kampung yang menyatu seperti di sini. Jadi kami pikir hal ini bisa dicontoh dan didakwahkan di Malaysia,” katanya.
Selain itu ia mengatakan, walaupun tempat tersebut berada di sebuah kampung, tapi masyarakatnya mencerminkan bahwa mereka sangat mementingkan pendidikan.
Aqilah dan Amira merupakan merupakan mahasiswi semester lima di Fakultas Kontemporari Islam, Jurusan Ijazah Sarjana Muda Pengajian Islam Dakwah, Universitas Zainal Abidin Malaysia.
Mereka melakukan praktik lapangan selama tiga bulan di SQABM.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
SQABM merupakan Lembaga Tinggi unggulan berbasis Al-Qur’an dan Sunnah. SQABM memiliki dua jurusan, ulumul Qur’an dan tafsir yang terletak di Kompleks Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Dusun Muhajirun Kecamatan Natar Provinsi Lampung.
SQABM telah mendapatkan izin operasional dari Kementerian Agama. Izin operasional tertuang dalam SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam (DIRJEN PENDIS) Kementerian Agama Republik Indonesia, No. 3373 tahun 2017 tentang Izin Pendirian Perguruan Tinggi Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM) yang dikeluarkan di Jakarta tanggal 16 Juni 2017. (L/cha/ism/P1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis