Bamako, Mali, 24 Rabi’ul Awwal 1438/24 Desember 2016 (MINA) – Para pemimpin Afrika Barat akan mengirim pasukan ke Gambia jika penguasa lama Presiden Yahya Jammeh yang kalah pemilu tidak mau turun dari jabatannya bulan depan.
Presiden Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) Marcel de Souza pada Jumat (23/12) mengatakan kepada wartawan bahwa blok regional telah memilih Senegal untuk memimpin setiap intervensi militer jika Presiden Jammeh tidak menyerahkan kekuasaannya kepada presiden Gambia terpilih, Adama Barrow.
“Batas waktu adalah 19 Januari ketika mandat Jammeh berakhir,” kata de Souza, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA. “Jika dia tidak pergi, kami memiliki kekuatan siaga yang sudah siaga.”
Baca Juga: Minuman Cola Gaza ”Bebas Genosida” Hebohkan Inggris
Ini bukan yang pertama kalinya ECOWAS melakukan intervensi dalam krisis regional. De Souza berbicara kepada wartawan di Bamako, Mali, bahkan ECOWAS terus menggunakan diplomasi agar Jammeh menerima kekalahannya dalam pemilihan presiden 1 Desember lalu.
Jammeh pada awalnya menerima kekalahannya, tetapi sepekan kemudian, dia mengumumkan bahwa ia menolak hasil pemilihan dengan menuding terjadi penyimpangan dalam penghitungan suara.
Kemudian Jammeh memerintahkan pasukannya merebut kantor komisi pemilihan Gambia. Dia pun telah memobilisasi pasukan di seluruh negeri.
Pekan ini, Dewan Keamanan PBB mendesak pasukan keamanan Gambia untuk menahan diri secara maksimum.
Baca Juga: Demonstran Pro-Palestina di Kanada Bakar Patung Netanyahu
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Zeid Ra’ad Al Hussein menyebut, penyebaran pasukan sangat mengkhawatirkan. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang