Empat Kabupaten Dapat Penghargaan pada Puncak Peringatan Hari Aksara Internasional ke-53

Deli Serdang, MINA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan () memberikan penghargaan kepada empat kabupaten/kota yang telah berhasil dalam penuntasan buta huruf pada puncak peringatan (HAI) ke-53, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (08/09).

Empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara; Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur; Kabupaten Bogor, Jawa Barat; dan Kota Tegal, Jawa Tengah.

“Dalam sepuluh tahun terakhir ini, Indonesia patut bersyukur karena berhasil meningkatkan keaksaraan masyarakat secara signifikan. Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah membuktikan keberhasilannya dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan Untuk Semua (PUS) yang dideklarasikan di Dakar. Oleh sebab itu, kita patut memberikan penghargaan kepada daerah-daerah yang telah berhasil menurunkan angka buta huruf secara signifikan di daerahnya,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, di puncak peringatan HAI tersebut.

Mendikbud mengemukakan, sampai saat ini tercatat terdapat 11 provinsi yang persentase buta aksaranya masih di atas rata-rata nasional (2,07 persen). “Tugas untuk mengentaskan buta aksara dan membebaskan bangsa ini dari kebutaaksaraan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dengan terbebasnya bangsa ini dari buta aksara, maka kualitas sumber daya manusia akan semakin meningkat,” ucapnya.

Dalam pengembangan masyarakat, Mendikbud mengatakan, pemerintah memberikan layanan program pendidikan keaksaraan dasar dan keaksaraan lanjutan di daerah terpadat buta aksara, daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), dan komunitas adat terpencil/khusus. Selain itu juga pemerintah memberikan layanan melalui program “Kampung Literasi” dan “Desa Vokasi”.

“Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa inisiator pengembangan budaya baca masyarakat dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya dan kearifan budaya lokal, lebih khusus di daerah-daerah 3T,” ujarnya.

Dalam menumbuhkan kesungguhan dan komitmen Pemerintah, pemerintah daerah, dan dukungan seluruh masyarakat, peringatan HAI tahun 2018 mengangkat tema ”Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya”.

“Tema ini merupakan inspirasi kepada kita tentang kesungguhan dan komitmen untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan pendidikan keaksaraan sebagai fondasi gerakan pemberdayaan masyarakat, bukan sekedar penuntasan buta aksara semata tetapi juga untuk menumbuhkembangkan keaksaraan dalam arti yang lebih luas,” jelasnya.

Keberaksaraan atau literasi yang dirumuskan oleh World Economic Forum (2016), merupakan kecakapan orang dewasa abad 21. Terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang dewasa, yakni: 1) baca tulis, 2) numerasi, 3) sains, 4) digital, 5) finansial, serta 6) budaya dan kewargaan.

”Literasi dan Pengembangan Keterampilan menunjukkan bahwa keaksaraan bukan hanya sekadar prioritas pada aspek baca, tulis, hitung (calistung), tetapi juga pentingnya pengembangan keterampilan sebagai investasi yang sangat penting bagi masa depan dan kemajuan bangsa yang bermartabat,” tambahnya.

Pada puncak peringatan HAI ke-53, Mendikbud tidak hanya memberikan penghargaan kepada daerah yang telah berhasil dalam penuntasan buta huruf, tetapi juga memberikan penghargaan kepada 10 pegiat aksara, 22 tokoh adat pendukung pendidikan keaksaraan dasar pada Komunitas Adat Terpencil/Khusus (KAT), 6 pegiat perempuan bidang pendidikan kesetaraan, 3 peserta didik Pendidikan Keaksaraan Dasar, 3 peserta didik Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri.

Selanjutnya pengharaan juga diberikan kepada lembaga pendidikan non formal dan informal, yakni 3 lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), 3 lembaga Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan 10 Taman Baca Masyarakat (TBM) Kreatif-Rekreatif. (R/R10/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)