Bandar Lampung, MINA – Enam Personel Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) Lampung lulus pelatihan Pertolongan dari Ketinggian yang diselenggarakan Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Lampung, 13-18 September di objek wisata Wira Garden, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung.
Enam personel yang berhasil lulus tersebut adalah Nurhadis, M Gulam Romdoni, Santoso, Afrijal Al-Fatah, Ma’ruf Amrullah dan Yusuf Maulana.
Ketua UAR Lampung, Sulaiman Abdullah saat diwawancarai MINA, Jum’at (17/9) mengatakan, dengan lulusnya enam personel UAR dalam pelatihan tersebut, ia berharap hal ini jadi motivasi bagi yang lain, tentunya mereka bisa berlatih dengan maksimal karena didukung oleh peralatan yang memadai.
“Ini jadi motivasi buat kita, bahwa dengan peralatan lengkap maka proses belajar maupun saat terjun ke bancana jadi lebih maksimal. Bagaimanapun alat harus lengkap meski hanya di SAR, ini harus dan tentunya modal tidak sedikit, supaya ilmu yang sudah didapat tidak hilang maka peralatan harus dilengkapi,” ujarnya.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Ia menyatakan, ilmu itu harus terus diupdate, terus belajar dan tentunya harus dengan ketekunan. Secara umum ilmu itu harus diratakan, paling tidak harus dibagi-bagikan kepada yang lain.
“Tidak semua orang menguasai ilmu tentang bagaimana menolong korban, ga sembarangan, harus tau ilmunya agar tidak mengakibatkan kecelakaan korban dan penolong, maka harus ada ilmu yang dikembangan terus-menerus kalau memang perlengkapannya lengkap,” jelasnya.
“Tentunya hal yang tidak kalah penting adalah silaturahimnya harus jalan terus dengan pihak-pihak terkait, seperti silaturahim di daerah masing-masing cabang UAR dengan stakeholder terkait,” lanjutnya.
Sementara salah satu peserta, Gulam mengatakan, ilmu HART (High Angel Rescue Technique/Teknik Pertolongan di Ketinggian) itu tidak bisa hanya dilakukan sekali karena merupakan ilmu yang harus banyak praktek di lapangan.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
“Ilmu HART ini adalah ilmu yang berkesinambungan, artinya harus terus menerus diasah tidak hanya cukup dengan teori, tetapi juga praktek langsung di lapangan, tentunya harus dengan alat yang mendukung dan lengkap,” katanya. (L/R12/P1)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren