Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor Ibu Pada Pembentukan Karakter Manusia (Oleh : Shamsi Ali, New York)

Septia Eka Putri - Sabtu, 23 Desember 2017 - 04:55 WIB

Sabtu, 23 Desember 2017 - 04:55 WIB

109 Views ㅤ

Oleh: Shamsi Ali/ Presiden Nusantara Foundation

Teori masa lalu menyebutkan karakteristik dan sifat2 bawaan seorang anak diwariskan dari ibu dan bapaknya dalam proporsi 50 : 50. Artinya, ayah dan ibu memberikan sumbangan yang sebanding dan setara dalam diri seorang anak.

Belakangan ini, penelitian biologi molekuler terbaru menemukan bahwa seorang ibu mewariskan 75% unsur genetikanya kepada anak, sedangkan bapak hanya 25%. Oleh karena itu, sifat baik, kecerdasan, dan kesolehan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat baik, kecerdasan dan kesolehan ibunya.

Apa yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW, ternyata memiliki kesesuaian dengan fakta ini.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Ketika seorang sahabat bertanya kepada Baginda Nabi, mana yang harus diprioritaskan seorang anak, apakah ibunya atau ayahnya, beliau pun menjawab, “Ibumu, ibumu, ibumu…lalu Ayah mu”. Proporsinya tiga berbanding satu ( 3 : 1 )

Mari kita lihat lebih jauh. Di dalam sel-sel manusia terdapat sebuah organel yang memiliki fungsi sangat strategis, namanya mitokondria.

Organel berbentuk bulat lonjong ini berongga, selaputnya terdiri atas dua lapis membran. Membran dalam bertonjolan ke dalam rongga (matriks) dan mengandung banyak enzim pernapasan.

Tugas utama mitokondria adalah memproduksi bahan kimia tubuh bernama ATP (adenosin triphosphat). Energi yang dihasilkan dari reaksi ATP inilah yang kemudian menjadi sumber energi bagi manusia.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Mitokondria bersifat semiotonom krn 40% kebutuhan protein dan enzim dihasilkan sendiri oleh gennya.

Mitokondria adalah salah satu bagian sel yang memiliki DNA sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel.

Sekali lagi, dan ini sangat menarik, mitokondria hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh bapak. Mengapa? Krn mitokondria berasal dr sel telur bukan dari sel sperma. Itulah sebabnya, investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75%.

Kita dapat berkata, inilah “organel cinta” seorang ibu yang menghubungkan kita dengan Allah dan kesemestaan.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Tanpa kehadiran mitokondria, hidup menjadi hampa, tidak ada energi yang mampu menggelorakan semangat.

Tanpa mitokondria, kita tdk dpt melihat, mendengar, hingga akhirnya tdk bs membaca, mencerna dan merasa.

Oleh karena itu, kita jangan heran jika kontak batin antara ibu dan anaknya sangat kuat dan intens. Jarak sejauh apapun tidak bisa menghalangi sensitivitas hati seorang ibu.

Hal ini memperlihatkan adanya energi cinta yang menembus dimensi. Teori superstring yang kita ambil dr ilmu fisika bs sedikit memperjelas hal ini. Para ilmuwan di MIT, yang tergabung dalam kelompok 18, menemukan sebuah supersimetri, yaitu sebuah persamaan matematika yang menciptakan ruang di alam semesta tt terdiri atas 57 bentuk dalam 248 dimensi. Konsep supersimetri menyebutkan, andai dunia ini dibagi2 menjadi bentuk apapun, sebenarnya hanya ada satu titik yang melingkupinya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Artinya, ilmu pengetahuan menemukan bahwa jarak itu tdk bs membatasi jiwa dan ruh yang bersemayam dalam satu titik yang sama.

Jika kita menggunakan konsep ini, dimana pun berada, hati seorang ibu selalu berada di titik yang sama.

Itulah sebabnya, apa yang dirasakan anak dan apa yang dirasakan ibu, bioelektriknya berada pada titik yang sama.

Mitokondrianya berada dalam posisi yang sama sehingga titik pertemuannya pun sama. Dengan kata lain, perasaan seorang ibu kepada anaknya bagaikan perasaan dia terhadap dirinya sendiri.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Allahu akbar!

(Diterjemahkan dari The Secret of Mother) (AT/P07/P1)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Ramadhan
Ramadhan 1445 H
Kolom
Kolom
Kolom