Memphis, 15 Sya’ban 1435/13 Juni 2014 (MINA) – Pemain basket wanita Muslim, Bilqis Abdul Qaadir selalu mendambakan untuk menjadi pemain basket profesional, namun impiannya seakan pupus karena Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) melarang penggunaan hijab dalam setiap pertandingan.
“Sampai sekarang mimpi saya masih terganjal peraturan FIBA,” kata Bilqis, Kamis (12/6), demikian On Islam melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News uAgency, Jumat.
“Saya pikir banyak aturan dalam FIBA untuk menjadi pemain Internasional dan itulah yang paling mengganggu saya,” tutur Bilqis yang dikenal luas sebagai pemain basket terkenal di turnamen tingkat SLTA itu.
Anak bungsu dari tujuh bersaudara dalam sebuah keluarga Muslim yang taat itu selalu diajarkan untuk beriman dan menjalankan sya’riat serta bangga menjadi Muslim.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Keahliannya dalam olahraga basket merupakan bakat yang tumbuh secara alamiah. Saat balita, ia sudah bisa memasukkan bola ke keranjang, dan terus berusaha menggali keahliannya hingga ia beranjak dewasa.
Namun ia juga tetap melanjutkan studinya dan tetap menjadi siswa terkenal sebagai pemain basket di seluruh SMA di negaranya.
Bilqis merupakan pemain Muslim berbakat yang telah menorehkan sejarah menjadi pencetak gol terbanyak di Massachusetts taraf SMA, mendapatkan 2.710 poin, melampaui jumlah yang diraih oleh bintang Basket Wanita Nasional Rebbecca Lobo 17 tahun lalu.
Kemudian, ia bergabung dengan divisi tim basket di Universitas Memphis dan menjadi atlet wanita berhijab pertama di divisi itu.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Namun, impian Bilqis untuk menjadi pemain professional seperti Lobo seakan pupus ketika FIBA melarang penggunaan hijab saat bertanding.
Menurut aturan FIBA, jilbab atau hijab dilarang dikenakan dalam pertandingan. Larangan ini diambil oleh FIBA dengan alasan untuk membuat pertandingan basket bebas dari hal-hal yang berbau agama apapun.
“Saya sepaham jika FIBA menerapkan peraturan yang netral dari sisi agama. Tetapi, kalau larangan berhijab, bukan netral, tetapi bentuk diskriminasi terhadap Islam,” tegas Bilqis. (T/Fauziah/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan