Warsaw, 6 Syawwal 1438/30 Juni 2017 (MINA) – Sekelompok gadis Muslim Jerman mendapat perlakuan pelecehan saat melakukan perjalanan pendidikan mengenai Holocaust ke Polandia.
“Saya diludahi oleh seorang pria di jalan yang kemudian melarikan diri”, Sheida Nur, salah satu gadis di kelompok tersebut, mengatakan kepada radio Jerman.
Siswa sekolah menengah yang berjumlah 20 orang dan dipimpin oleh gurunya Sabeth Schmidthals, sebagian besar siswa adalah Muslim, kata penyiar Jerman Deutschlandfunk seperti yang dilaporkan Al Jazeera dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dia dan tiga gadis lain yang memakai jilbab adalah sasaran utama penghinaan dan ancaman rasial.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Nur juga mengatakan, petugas polisi yang berada di lokasi hanya diam dan tidak memberikan perlindungan selama penganiayaan tersebut terjadi.
“Kami melihat polisi menyeringai, lalu seorang pria Polandia menjelaskan, polisi tidak ingin membantu kami,” kata salah satu anak laki-laki dalam kelompok tersebut.
Diskriminasi yang diterima oleh siswa tidak sampai di situ. Seorang gadis lain diusir dari sebuah pusat perbelanjaan, diduga karena berbicara dengan bahasa Persia dalam sebuah panggilan telepon ke kakaknya.
“Mereka mendatangi saya dan meminta saya untuk pergi, mereka mengatakan, saya mengganggu orang-orang, saya bertanya mengapa, hanya karena saya berbicara menggunakan bahasa Persia dan saya orang asing? Mereka berkata ‘ya’.”
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Pada kejadian lain, salah satu gadis dari rombongan mereka, dilaporkan terancam oleh seorang pria menggunakan pisau. “Kupikir dia ingin menanyakan sesuatu padaku, tapi kemudian aku langsung kembali ke hotel.”
Polisi Polandia, menanggapi permintaan dari BBC, mengatakan bahwa tidak ada keluhan yang diajukan sehubungan dengan insiden ini dan tinjauan rekaman keamanan menunjukkan “tidak ada insiden yang melibatkan orang asing”.
Tidak ada pengungsi Muslim
Penyelenggara perjalanan sekolah, Haus der Wannseekonferenz, telah menyatakan keprihatinannya atas kejadian tersebut dan berjanji untuk menanggapi masalah itu dengan mitranya di Polandia.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sebuah surat juga akan dikirim ke duta besar Polandia ke Jerman, menurut direktur Haus der Wannseekonferenz Hans-Christian Jasch.
Kelompok tersebut telah mengunjungi lokasi kamp konsentrasi Perang Dunia II di Treblinka dan Maidanek untuk mengetahui lebih banyak tentang penderitaan warga sipil Polandia di bawah pendudukan Nazi.
Kantor kejaksaan Polandia mengatakan kepada BBC, jumlah kejahatan kebencian terhadap umat Islam telah meningkat dua kali lipat dari tahun 2015 sampai 2016.
Pemerintah konservatif Polandia menolak untuk membantu pengungsi Muslim yang mengklaim bahwa mereka tidak sesuai dengan mayoritas masyarakat Katolik Kristen.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Selama puncak krisis pengungsi pada 2015, Sekretaris Pendidikan Jaroslav Gowin mengatakan, “setiap orang memiliki hak untuk melindungi dirinya dari kepunahan”.(T/P3/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain