Gagal Itu “Anugerah”

arti-suksesOleh Bahron Ansori, Jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

“Sedetik saja berfikir kegagalan, maka anda akan benar-benar .” (George Shultz)

Failure is a step closer to success. Begitu kata orang mengartikan tentang kegagalan. Banyak di antara kita yang takut saat harus menerima dan mengalami kegagalan. Seolah-olah jika kita gagal, maka matilah kita. Seolah jika kita gagal, maka kiamatlah dunia.

Bagi seorang Muslim, gagal tentu bukan satu yang harus disedihkan. Bisa jadi kegagalan itu adalah sarana evaluasi untuk tak gagal lagi. Sebab dengan gagal berarti Allah Ta’ala sedang mentarbiyahnya agar senantiasa bermuhasabah dan segara menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini tak pernah lepas dari skenario Allah Ta’la, termasuk gagal.

Sebagian orang, menganggap kegagalan adalah kehancuran total. Karena paradigmanya sudah negatif atas kegagalan, maka tak heran ‘kegagalan-kegagalan’ lain pun akan menyertainya. Jika demikian masalahnya, berarti yang pertama harus dirubah adalah bagaimana kita membangun paradigma tentang makna kegagalan itu dulu.

Yang juga tak kalah penting adalah bagaimana kita bersikap menghadapi kegagalan itu sendiri. Jika kegagalan itu bisa disikapi dengan biasa dan positif (artinya menganggap kegagalan bukan bencana), maka dengan mudah kita akan berbenah, bangkit dan belajar dari kesalahan yang dialami. Sikap yang baik bagi orang beriman adalah bagaimana bangkit dari kegagalan itu bukan sebaliknya larut di dalamnya.

Gagal, Jangan Takut?

Apakah Anda takut gagal? Apakah Anda yakin bila gagal maka Anda akan mati? Buka pikiran dan hati, ubah mindset Anda. Yakini bahwa gagal bukan berarti akhir dari segala kehidupan. Percayalah gagal bukan berarti membuat Anda hina dan terhinakan.

Yakinkan diri Anda bahwa gagal adalah hal kecil yang biasa terjadi dalam kehidupan setiap Bani Adam. Lebih dari semua itu, gagal adalah anugerah! Anugerah karena kita jadi tahu dimana letak kesalahan yang mendasari kegagalan itu. Anugerah karena kita bisa jadi lebih hati-hati lagi untuk menjemput kesuksesan. Masih banyak anugerah lain yang sebenarnya bisa dipetik dari sebuah kegagalan itu.

Berikut adalah contoh sederhana kenapa gagal disebut hal yang biasa terjadi. Misalnya Anda sudah membuat janji dengan teman Anda untuk bertemu ba’da shalat Zuhur di sebuah masjid. Saat janji yang disepakati akan datang, tiba-tiba hape Anda berdering karena ada sms masuk. Isi sms itu begini, “Maaf akhi, saya terpaksa harus membatalkan pertemuan dengan antum karena tiba-tiba orang tua saya sakit dan harus segera dibawa ke rumah sakit.”

Nah, apa yang terjadi dengan Anda setelah membaca sms itu? Apakah badan Anda langsung panas dingin, sakit lalu mati karena gagal bertemu dengan teman Anda?

Tentu saja tidakkan? Meski menyesal karena tak jadi bertemu, tapi Anda tetap bisa menerima keputusan teman Anda untuk tak jadi datang. Apakah pertemuan Anda tak bisa dilanjutkan pada hari berikutnya? Tentu sangat bisa karena Anda dan dia masih punya urusan yang harus segera diselesaikan; entah itu bisnis atau pun lainnya.

Dari ilustrasi kisah di atas, bisa diambil satu hikmah bahwa gagal bukan berarti mati. Gagal bukan berarti kehancuran, sebab dibalik kegagalan berarti ada satu bahkan mungkin banyak kesempatan untuk berkali-kali. Begitu banyak hikmah kegagalan jika mau dihayati. Satu di antaranya adalah gagal akan membuat seseorang untuk duduk sejenak, berfikir dan mengkaji ulang apa dan mengapa ia bisa gagal tanpa menafikan keberadaan atas kehendak Allah Ta’ala.

Gagal bisa membuat orang menjadi lebih cerdas dalam mencermati dan menyikapi situasi yang dihadapinya. Jadi, jika Anda gagal, kenapa takut, sebab ada Allah Ta’ala di sisi Anda yang siap menerima keluh kesah dan memberi solusi terbaik bagi Anda. Masalahnya sekarang, apakah Anda yakin bahwa Allah Ta’ala itu Maha Segalanya.

Hakikat Gagal

Sekali lagi, gagal bukan berarti mati. Sebab gagal bagi orang cerdas (cerdas intelektual, emosional dan cerdas spiritual) adalah awal dari sebuah kesuksesan sebenarnya.

Gagal adalah bagian dari proses ikhtiar keras untuk mencapai tujuan. Jika dalam proses merealisasikan mimpi itu terhambat karena satu dan lain hal, maka yakinilah akan ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya bagi kita untuk berproses merealisasi mimpi-mimpi itu.

Karena gagal bukan akhir dari segala upaya, maka seorang Muslim harus bangkit dan kembali mengatur rencana dengan matang. Fokus pada tujuan tanpa terpengaruh dengan yang lain adalah bagian dari kunci meraih mimpi. Sebab hanya orang-orang yang fokus pada tujuan saja yang akan merasakan bahwa gagal adalah hal biasa.

Tak ada keburukan dalam kegagalan, bila kita bisa menyikapinya dengan berpikir positif, berbaik sangka pada Allah Ta’ala dan kembali melangkah untuk membenahi kegagalan itu. Berhentilah sejenak jika Anda merasa ‘gagal’. Berhenti bukan untuk tidur atau istirahat.

rahasia-sukses1Tapi berhenti untuk menghela nafas panjang dan menghayati langkah yang ditempuh agar segera tahu dimana letak kegagalan itu.

Berhenti sejenak bukan berarti tak melangkah, tapi berhenti untuk menyusun strategi agar bisa segera bangkit lagi. Fisik boleh berhenti, tapi pikiran dan hati harus selalu berpikir keras untuk mewujudkan mimpi.

Raga boleh saja tak berdaya, tapi jangan biarkan pikiran dan hati ini juga tak berdaya. Pikiran dan hati adalah modal gratis yang dikaruniakan Allah agar setiap kita bisa memahami batasan-batasan kelema-han dan kelebihan yang Allah karuniakan. Jadi, jangan takut gagal sebab gagal itu anugerah.

Gagal Itu Pahit Tapi Nikmat

Siapa bilang gagal itu gak enak. Siapa pula yang bilang gagal itu ibarat menelan pil pahit. Mungkin selama ini kita masih berfikir negatif memandang kegagalan. Selama ini kita masih menduga bahwa orang yang gagal adalah benar-benar gagal dan tak bisa bangkit selamanya. Paradigma ini tentu sangat jauh dari kebenaran.

Ubahlah paradigma dan respon Anda dalam melihat sebuah kegagalan. Jika Anda ingin sukses dan senantiasa merasa sukses, maka katakan mulai saat ini juga bahwa Anda tidak pernah mengalami kegagalan.

Ucapkan dengan keras kata-kata ini, “Aku tidak gagal, yang ada kesuksesan tertunda.” “Aku pasti bisa”, “Aku pasti sukses”, “Akulah pemenang”. “Aku pasti bisa selama aku mau.” Dan masih banyak kata-kata penyemangat lainnya yang mampu menggugah asa.

Ucapkan kata-kata motivasi itu berulang kali dengan suara keras dan lantang. Jika Anda mengucapkannya dengan sepenuh hati, tulus, maka yakinlah darah kesuksesan akan mengalir dalam setiap relung raga Anda. Ia bergetar dalam jiwa Anda.

Benih-benih sukses itu akan mendarah daging dalam tubuh Anda. Dan akhirnya, setiap langkah yang Anda lakukan adalah langkah-langkah yang senantiasa mengarahkan Anda pada kesuksesan yang diimpikan. Anda tak percaya? Coba saja praktikkan.

Jadi, jika selama ini Anda berfikir bahwa kegagalan adalah pil pahit yang akan membuat tersedak, maka sebelum terlambat, ubahlah segera paradigma itu. Mulai sekarang, katakan dalam hati bahwa GAGAL itu NIKMAT.

Nikmat dari Allah Ta’ala agar saya dan Anda bisa berbenah menjadi tidak gagal. Nikmat dari Allah Ta’ala agar Anda menyadari dengan iman bahwa hakikat gagal dan sukses terwujud hanya bila Dia menghendaki.

Selain itu, gagal adalah anugerah. Anugerah Allah Ta’ala agar kita tersadar bahwa apa pun yang ada di dunia ini selalu berpasangan; termasuk gagal yang berpasangan dengan sukses.

Dimana ada kesuksesan pasti disana ada kegagalan sebelumnya yang pernah dinikmati. Dimana ada kegagalan, berarti disana kesuksesan sudah menanti, insya Allah.

Hikmah Kegagalan

Banyak orang takut gagal. Merasa terpukul bila harus menanggung kegagalan itu. Gagal sekali bukan berarti selamanya akan gagal. Gagal akan memberi peluang pada kita untuk mengenal apa yang menjadi penyebab gagal itu terjadi.

Tak ada satupun manusia yang selamat dari kegagalan. Sebab kegagalan adalah karunia dari Allah Ta’ala untuk setiap hambaNya agar mau melihat lebih jauh lagi tentang kesuksesan yang sebenarnya. Karena gagal bukan berarti mati, maka teruslah bangkit.

Gagal akan memberi peluang bagi setiap orang yang mengalaminya untuk menilai diri sendiri dan terus mencari apa yang menjadi sebab kegagalan itu. Tidak ada manusia yang selamat dari kegagalan. Sebaliknya, kesuksesan akan datang, bila kegagalan sudah menghampiri dan dikaji apa yang menjadi sebab kegagalan itu apa.

Jujur, dalam hidup ini sebenarnya kita lebih banyak mengalami kesuksesan daripada kegagalan. Tapi karena manusia selalu melihat kesuksesan itu hanya pada hal-hal besar saja sehingga kesuksesan kecil seolah tak terlihat. Kesuksesan yang sudah dicapai biasanya akan lepas dan gagal bila tidak Istiqomah dan punya keyakinan diri yang kuat.

Gagal bukan musibah yang harus diratapi dan didramatisir sedemikian rupa. Gagal harus dihadapi dengan JIWA BESAR, SIKAP POSITIF DAN TERBUKA. Dengan jiwa besar kita bisa bersabar dan sadar diri bahwa kita adalah makhluk yang teramat lemah, sehingga harus bergantung sepenuhnya kepada Allah Ta’ala.

Bersikap positif artinya kita bisa duduk tenang dan merancang strategi baru agar kegagalan-kegagalan tadi berbuah kesuksesan. Analisa dan buatlah perencanaan matang adalah buah dari bersikap positif. Menyikapi kegagalan harus dengan jiwa terbuka. Artinya membuka diri untuk menerima masukan-masukan dari orang lain agar bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan langkah selanjutnya.

Bisa jadi masukan yang diberikan oleh orang lain adalah solusi terbaik bagi kita untuk meraih kesuksesan itu. Jadi, jangan malu untuk terbuka kepada orang lain bila memang diperlukan. Kegagalan juga merupakan ujian dari Allah Ta’ala untuk memantapkan cara berfikir dan bersikap kita dalam menjemput kesuksesan. Menyadari gagal sebagai ujian juga membuat kita semakin yakin bahwa ada Allah Ta’ala yang punya hak menentukan apakah kita akan sukses atau tidak.

Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengubah mindset (pola pikir) dari mental pecundang menjadi pemenang, dari rasa pesimis menjadi optimis, dari galau menjadi yakin, dari pengecut menjadi pemberani, dari pemalas menjadi rajin, dari tak punya mimpi menjadi punya mimpi, dan dari sekedar mimpi menjadi kenyataan.

Teruslah berusaha karena sesungguhnya kemenangan itu sudah ada didepan mata. Jangan menyerah, galau, panik atau berburuk sangka kepada Allah Ta’ala, sebab semua itu hanya akan membuat kita makin terpuruk dalam ketidakjelasan. Ingat, Allah Ta’ala sudah menjadikan dibalik segala kegagalan itu ada kesuksesan. Dibalik segala kesulitan itu ada kemudahan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6 yang berbunyi yang artinya, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah: 5). Dalam ayat ini pun diulang sekali lagi, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah: 6).

Kesimpulan yang bisa kita petik dari ayat di atas bahwa setiap kesulitan yang menimpa kita adalah ujian dari Allah Ta’ala agar kita berani mengambil langkah dan segera mengatasinya. Allah sudah menjamin bagi siapa saja yang bangkit dari kesulitan-kesulitan hidup yang dideritanya, maka Allah akan memberinya kemudahan untuk mendapatkan jalan keluar (kesuksesan) insya Allah. Wallahua’lam.(R02/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)