Oleh : Ustadz Ali Farkhan Tsani *
Betapa gembira orang yang berpuasa, manakala tiba saatnya adzan Maghrib, waktu berbuka.
Rasa lemas seharian, haus di kerongkongan, segera hilang. Aneka minuman dan makanan pun datang menjelang.
Terlebih saat buka bersama keluarga, rekan sejawat, atau jamaah di masjid. Senyum pun mengembang, saling sapa dan momen keakraban, menambah kebahagiaan.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Dan memang, bagi orang-orang yang berpuasa itu, akan memperoleh dua kegembiraan. Yakni, kegembiraan saat berbuka, dan kelak kegembiraan saat menerima ganjaran dari Allah Yang Maha Penyayang.
Seperti disebutkan di dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
Artinya, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa (berhari raya), dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).
Itulah dua kegembiraan, kegembiraan di dunia dan kegembiraan di akhirat.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Tentu, makna kegembiraan yang jauh lebih penting lagi, adalah kegembiraan dapat mengendalikan hawa nafsu, yang bersemayam dalam jiwa. Sukses mengendalikan diri dari dosa dan kemaksiatan.
Termasuk sukses mampu mengendalikan diri dari makanan berlebihan, dan dari pamer-pamer kemewahan.
Demikianlah, karena memang makanan mewah dan berlebihan adalah sogokan bagi nafsu perut. Dari berlebihan itu, nanti menuju ke nafsu syahwat, dan seterusnya.
Imam Al-Ghazali mengatakan, jika seseorang mampu meninggalkan nafsu perutnya, maka akan timbul kelembutan dan kerendahan hati pada dirinya. Maka, janganlah kebanyakan makan, sehingga kamu banyak minum, lalu kamu banyak tidur dan rugi banyak.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Inilah kesempatan bulan Ramadan, memberikan kesempatan kepada kita untuk berpuasa, menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan. Serta menahan diri dari segala nafsu berbuat dosa dan kemaksiatan.
Semoga dengan puasa Ramadhan dapat mengantarkan kita menjadi manusia bertakwa, yang mampu menghendalikan diri dari segala dosa. Aamiin. (A/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
*Penulis, Ustadz Ali Farkhan Tsani,S.Pd.I., Wartawan & Redaktur Senior MINA, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, Penulis Buku Keislaman. Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected]