Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KETERAMPILAN TENAGA KERJA INDONESIA MASIH LEMAH UNTUK HADAPI MEA

Admin - Kamis, 25 Desember 2014 - 17:17 WIB

Kamis, 25 Desember 2014 - 17:17 WIB

944 Views ㅤ

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Mikro Kecil Indonesia (DPP HIPMIKINDO), Syahnan Phalipi (Ft: Facebook Syahnan Phalipi)
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Mikro Kecil Indonesia (DPP HIPMIKINDO), Syahnan Phalipi (Ft: Facebook Syahnan Phalipi)

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Mikro Kecil Indonesia (DPP HIPMIKINDO), Syahnan Phalipi (Ft: Facebook Syahnan Phalipi)

Jakarta, 3 Rabi’ul Awwal 1436/25 Desember 2014 (MINA) – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Mikro Kecil Indonesia (DPP HIPMIKINDO), Syahnan Phalipi mengatakan, menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Indonesia masih lemah pada sertifikasi tenaga kerja terampil dan belum siap menerapkan pelatihan berbasis kompetensi.

“Negara-negara ASEAN sudah sepakat bahwa pengakuan kompetensi bukan melalui ijazah, tapi sertifikat kompetensi, tapi saat ini kualitas pekerja Indonesia masih kalah dengan Singapura dan Malaysia,” Kata Syahnan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (25/12).

Menurutnya, beberapa hari lagi akan menghadapi pasar bebas Asean, tapi banyak tantangan dan pekerjaan yang belum dipersiapkan untuk menghadapi hal tersebut diantaranya, kurang memadainya suplai Sumber Daya Manusia (SDM) industri baik secara,kuantitas maupun kualitas terutama di daerah.

“Selain itu, masih kurangnya dukungan terhadap kegiatan inovasi serta penelitian dan pengembangan Industri di dalam negeri, banyaknya impor ilegal yang menggerogoti pasar domestik, asksesibilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang masih sulit, dan sulitnya implementasi Standar Nasional Indonesia (SNI),” katanya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Dikatakan, Indonesia harus bisa memiliki Sumber Saya Manusia (SDM) yang, berkualitas terdidik dan mempunyai inovasi, Indonesia harus memiliki perguruan tinggi yang dapat menghasilkan riset berkualitas internasional, dan lulusan perguruan tinggi Indonesia harus memiliki jiwa kewirausahaan.

“Kekuatan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015 terletak pada pertumbuhan makro-ekonomi yang meningkat dan itu terlihat dari data yang dihimpun Bank Dunia tahun 2011, dari dataini memperlihatkan bahwa Indonesai mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN dan berada pada urutan ke 3 di Asia setelah China dan India, ” jelasnya.

“Saat ini total ekspor Indonesia ke ASEAN sebesar 30 persen. Sedangkan impor ASEAN ke Indonesia sebesar 16 persen,” kata motivator UKM tersebut.

Ia menilai, meski realitanya seperti itu tapi Indonesia juga punya peluang besar jadi pusat keuangan Islam Dunia.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 40 persen dari total 627 juta penduduk ASEAN. Indonesia harus siap menghadapi membanjirnya produk dari negara-negara ASEAN yang lain, termasuk SDM negara lain,” ujarnya.

“Komitmen, kepedulian dan dukungan pemerintah ikut berperan aktif dalam membantu pada program Indonesia menghadapi MEA juga sangat penting untuk meningkatkan pendapatan negara,” tambahnya. (L/P005/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Halal
Halal
Indonesia