Sarolangaun, Jambi, MINA – Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-75 Tahun, Pondok Pesantren Hafidz Al-Fatah, Desa Teluk Kecimbung, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, Jambi, nonton bareng (Nobar) film perjuangan Kemerdekaan.
Judul Film adalah Judul film “Perang Gerilya Jendral Sudirman”, Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia yang sebelumnya menjadi guru di sebuah sekolah Islam, Muhammadiyah.
Nobar diadakan sesudah upacara, dihadiri oleh para Asatid dan Asatizah serta 300 satri Hafidz Al-Fatah Jambi, di Aula Pesantren pada Senin (17/8) pukul 09.00 pagi.
“Tujuan nobar diadakan adalah untuk mngingatkan kembali kepada para santri makna dari sebuah perjuangn kemerdekaan oleh para leluhur kita dahulu sehingga mereka lebih tertanam cinta kepada tanah air,” kata Ketua Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Hafidz Al-Fatah Jambi Ahyauddin kepada MINA.
“Dengan nobar para santri bisa memahami makna sebuah kemerdekaan dengan mengisi waktunya lebih serius dalam menuntut ilmu guna mnyebarkn kebaikan untuk negeri ini dan ummat,” harap Ahyauddin.
Harapan kedua, tuturnya, untuk mengingatkan santri akan sejarah bahwa negara Palestina adalah yang pertama kali mengakui kemerdekaan negara RI, arenanya sudah sepatutnya kita berjuang juga untuk kemerdekaan Palestina.
“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,” terangnya, mengutip pesan Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
“Kita sebagai santri harus bisa lebih baik dari pejuang-pejuang leluhur terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan negara ini,” kata Mudabbir Santri Muslimin Al Faris.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Orang tua kita sudah mengamati untuk belajar dan menimba ilmu di Pondok Pesantren Hafidz Al-Fatah, Maka tugas kita sebagai santri harus bersungguh- sungguh dalam menuntut ilmu,” pungkasnya. (L/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah