Oleh Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Pada paragraf ketiga Pembukaan (Preambule) Undang-Undang Dasar 1945 termaktub kalimat, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, inilah kata kunci dan sumber utama diraihnya kemerdekaan bangsa Indonesia, dapat terlepas dari belenggu penjajahan.
Rahmat Allah secara bahasa artinya nikmat, kebaikan, karunia, kasih sayang, pahala dari Allah.
Baca Juga: Satu Tahun Genosida di Gaza, Rakyat Palestina tidak Bersama Saudaranya
Hakikat makna rahmat, menurut Al-Asfahani dalam Mufradhat Gharib Al-Qur’an adalah belas kasih yang menuntut kebaikan kepada yang dirahmati.
Maka, rahmat Allah tidak lain adalah kebaikan dan kasih sayang, semata-mata dari Allah.
Rahmat Allah sangat penting bagi setiap manusia. Karena itu, ini tidak boleh terputus walau sedetik jua. Sebab, jika rahmat Allah terputus, maka seluruh alam ini akan hancur. Dan Jika bukan karena rahmat Allah pula, maka seluruh makhluk di dunia maupun di akhirat akan binasa.
Demikian halnya, rahmat Allah berupa kemerdekaan bangsa ini dari cengkeraman penjajahan. Bagaimana yang sebelumnya serba terjajah, baik fisik, material maupun wilayah. Kini berhasil merdeka dengan Kuasa-Nya.
Baca Juga: Parfum Mawar Untuk Masjid Al-Aqsa
Diharapkan, setelah itu diisi dengan pembangunan sesuai ketentuan-Nya, yang telah memberikan kemerdekaan itu. Sehingga dapat menjadi negeri yang baik, penuh berkah serta ampunan Allah (baldatun thoyyibatun warobbun ghafur). Mengacu pada Surat Saba [34] ayat 15.
Adapun rahmat kemerdekaan telah diperoleh oleh rakyat dan bangsa Indonesia, melalui semangat para pejuang kemerdekaan Indonesia, mulai dari perkotaan hingga pelosok pedesaan telah berjuang mengusir penjajah.
Mereka para pejuang sanggup meninggalkan keluarga, harta benda dan fasilitas hidup dan kehidupan demi tercapainya kemerdekaan, serta terpenuhinya hak-hak asasi manusia bangsa Indonesia.
Semangat perjuangan yang terwakili dalam teriakan Bung Tomo, yang mengobarkan semangat Jihad para pejuang dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya kala itu.
Baca Juga: Keseharian Nabi Muhammad SAW yang Relevan untuk Hidup Modern
Di antara kata-katanya yang terkenal adalah, “Dan kita yakin saudara-saudara!Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.Percayalah saudara-saudara.Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!!!”
Tentang rahmat Allah berupa kemerdekaan ini, menurut ulama pejuang M. Natsir, bahwa ajaran Islam telah mendorong semangat perjuangan untuk merdeka.
Menurutnya, pada hakikatnya, ajaran Islam itu merupakan suatu revolusi, yaitu revolusi dalam menghapuskan dan menentang tiap-tiap eksploitasi. Apakah eksploitasi itu bernama, kapitalisme, imperialism, kolonialisme komunisme atau fasisme.
Demikianlah semangat kemerdekaan yang hidup dan dibakar dalam jiwa kaum Muslimin di Indonesia. Semenjak berabad-abad, semangat itu menjadi sumber kekuatan bangsa dan semangat itu pulalah yang menghebat dan mendorong bangsa memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 1945.
Baca Juga: Satu Tahun Badai Al-Aqsa, Membuka Mata Dunia
Prof Buya Hamka menambahkan, tidak mungkin tauhid dilepaskan dalam perjuangan suatu bangsa. Sebab pangkal pokok pandangan Islam adalah dua kalimat syahadat.
Kini, cara terbaik mengisi kemerdekaan sebagai wujud mensyukuri rahmat Allah adalah dengan mewujudkan iman dan takwa dalam kehidupan sehari-hari. Sebab dengan iman dan takwa itulah akan tercapai barokah, segala kebaikan dan kesejahteraan jiwa raga, dunia akhirat.
Iman dan takwa yang diwujudkan dengan prestasi terbaik di berbagai bidang kehidupan yang menopang majunya bangsa.
Iman dan takwa yang diimplementasikan dalam segala perkataan dan perbuatan yang mengandung makna kebaikan, kemaslahatan, persaudaraan, persatuan dan kesatuan.
Baca Juga: Satu Tahun Taufanul Aqsa
Dirgahayu 79 tahun kemerdekaan Indonesia. Merdeka!
Mi’raj News Agency (MINA)