Gaza, MINA – Hamas, kelompok Islam yang mengontrol Jalur Gaza, mengutuk perjanjian normalisasi antara Maroko dengan Israel, Kamis (10/12).
Hamas menyebut normalisasi itu sebagai “dosa politik”, Nahar Net melaporkan.
“Ini adalah dosa politik yang tidak mendukung perjuangan Palestina dan mendorong pendudukan (Israel) untuk terus menyangkal hak-hak rakyat kami,” kata Juru Bicara Hamas Hazem Qassem.
Sebelumnya pada hari itu, Israel dan Maroko sepakat menormalisasi hubungan dalam kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Zionis Israel Usir Warga Dekat RS Indonesia di Gaza
Sebagai bagian dari perjanjian, Presiden AS Donald Trump setuju untuk mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, wilayah yang puluhan tahun diperselisihkan antara Maroko dengan Front Polisario yang didukung Aljazair.
Polisario adalah sebuah gerakan memisahkan diri yang berupaya untuk mendirikan sebuah kemerdekaan negara bagian di wilayah tersebut.
Trump menyegel perjanjian tersebut dalam panggilan telepon pada Kamis dengan Raja Maroko Mohammed VI, kata seorang pejabat senior AS.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Maroko akan menjalin hubungan diplomatik penuh dan melanjutkan kontak resmi dengan Israel.
Baca Juga: Survei: 70% Pemukim Yahudi yang Dievakuasi Pertimbangkan untuk Tidak Kembali
Maroko adalah negara keempat sejak Agustus yang mencapai kesepakatan yang bertujuan menormalkan hubungan dengan Israel. Sebelumnya ada Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 16 Tentara Israel Terluka dalam Pertempuran di Lebanon