Oleh: Ali Farkhan Tsani
Redaktur Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Hari ini, 23 September 2014, bertepatan dengan Hari Kebangsaan Arab Saudi (al-yaum al-wathani), menandai 84 tahun penggabungan semenanjung Arab Saudi, menurut hitungan kalender hijriyah, sejak 1351 H. hingga kini 1435 H.
Kerajaan, pemerintah, serta rakyat Saudi memperingatinya sebagai bagian dari sejarah awal terbentuknya Kerajaan Saudi Arabia oleh Abdul Aziz al-Saud, Raja Pertama Saudi, tahun 1932.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Ucapan selamat dan doa pun datang dari berbagai Negara sebagai bentuk penghormatan, persaudaraan dan hubungan baik antarnegara.
Mohammed bin Rashid al-Maktoum, Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab, mengucapkan selamat dan harapan agar Raja Arab Saudi sebagai pelayan umat Muslim, penjaga Ka’bah serta dua masjid suci Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, selalu mendapat keberkahan Allah.
“Saudi Arabia merupakan simbol kepemimpinan bagi seluruh umat Islam. Karena itu menjadi bagian dari kaum Muslimin di manapun,” bunyi ucapan selamat.
Mufti Besar Lebanon Sunni Syaikh Mohammed Rashid Qabbani mengirim surat khusus kepada Raja Abdullah Abdullah bin Abdul Aziz, yang isinya harapan agar Saudi dapat menjadi penengah di antara kekacauan dan perpecahan di Semenanjung Arab, sebagaimana dahulu pendahulu Raja Saudi mempersatukan Semenanjung Arab.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Tidak ketinggalan Presiden Iran Hassan Rouhani ikut mengucapkan selamat kepada Raja Saudi Abdullah, serta memberikan pesan harapan bahwa Teheran dan Riyadh melanjutkan jalin kerjasama persaudaraan dan persatuan, serta atas dasar kesamaan budaya dan agama.
Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Duta Besarnya di Riyadh, Joseph W. Westphal memberikan selamat dan mengatakan, AS dan Saudi selama beberapa dekade menjalin kemitraan hubungan yang paling dekat dan paling berharga.
“Kemitraan terutama dalam dalam keamanan regional, perdagangan, investasi, energi, dan pendidikan”, ujar Westphal.
Hingga saat ini terjalin kemitraan antara Universitas Saudi dengan lebih dari 80 institusi Amerika, serta ribuan mahasiswa Saudi yang belajar di AS di bawah program beasiswa Raja Abdullah.
Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman
Ucapan selamat lainnya datang dari Emir Kuwait Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, Perdana Menteri Pakistan Raja Pervez Ashraf, Presiden Vietnam Truong Tan Sang, Presiden India Shri Pranab Mukherjee, Sultan Brunei Darussalam Haji Hassanal Bolkiah,
Sambutan China
Dari Negara lain yang notabene non-Muslim, China, melalui Duta Besarnya di Riyadh, Lee Cheng Wen, menitipkan ucapan selamat dari Presiden Xi Jinping.
China menekankan pentingnya hubungan antardua Negara dan kemitraan bagi kerjasama di kawasan, serta pertukaran dan kerjasama di segala bidang.
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
Menurut Dubes Wen, persahabatan strategis China dan Saudi menyangkut isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama, juga dalam sektor perdagangan, ekonomi dan energy.
Tahun 2013 lalu, China mengimpor dari Arab Saudi sekitar 53,9 juta ton minyak mentah, dengan volume perdagangan bilateral mencapai sekitar 72,2 miliar dolar AS (sekitar 8.664 triliun rupiah).
“Arab Saudi juga menjadi mitra dagang terbesar China di kawasan Asia Barat dan Afrika selama lebih dari 10 tahun berturut-turut. Sementara China adalah mitra dagang terbesar kedua bagi Arab Saudi,” kata Dubes Lee Cheng Wen .
Saat ini ada 158 perusahaan China yang beroperasi di Kerajaan Saudi di bidang infrastruktur, petrokimia dan telekomunikasi.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Ada lebih dari 600 mahasiswa China yang belajar di Arab Saudi, dan sebaliknya ada 1.300 delegasi berasal dari mahasiswa Saudi ke China.
Presiden China dalam suratnya juga turut mengucapkan Selamat menyambut Hari Raya Idul Adha beberapa hari mendatang, untuk dunia Muslim pada umumnya dan untuk sekitar 20 juta warga Muslim China.
Tentu menjadi harapan kita semua kaum Muslimin, agar Raja Arab Saudi senantiasa mendapatkan hidayah dan pertolongan Allah, sebagai pelayan dua tanah suci Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, serta penjaga kiblat kaum Muslimin Ka’bah (Baitullah).
Sehingga kaum Muslimin dapat dengan khusyu’ beribadah dan mengambil pelajaran berharga dari tempat-tempat bersejarah perjuangan awal Islam masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Harapan kaum Muslimin situs-situs bernilai tarikh dan ibadah itu tetap terjaga. Wabil khusus Masjidil Haram sebagai kiblat pertama umat Islam dan Masjid Nabawi, tempat disemayamkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan dua sahabat utamanya Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhuma. (T/P4/R03).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global