Cirebon, MINA — Peringatan santri-nasional/">Hari Santri Nasional di Desa Jagapura Wetan, Kabupaten Cirebon, Ahad (16/11), diwarnai kegiatan edukasi lingkungan yang digagas Yayasan Generasi Al-Qur’an Nurul Ikhsan.
Melalui program Edu Environment, para santri didorong menjadi pionir gerakan merawat bumi dengan aksi nyata, mulai dari kebersihan masjid hingga penanaman tanaman hias.
Kegiatan melibatkan pengasuh, wali santri, aparat desa, jamaah masjid, dan tokoh masyarakat yang turut mendukung pembentukan karakter santri peduli lingkungan. Ustadzah Fatikhatul Jannah, selaku ketua pelaksana, menyampaikan bahwa merawat alam adalah bagian dari ibadah dan akhlak seorang muslim.
Pada sesi lapangan, para santri mempraktikkan teknik menanam serta diajarkan prinsip hemat air dan listrik. Pot tanaman dari botol bekas turut diproduksi sebagai upaya mendorong budaya daur ulang.
Baca Juga: Presiden Prabowo Luncurkan Digitalisasi Pembelajaran untuk 288 Ribu Sekolah
Pembina yayasan, Dr. KH. Ikhsan Abdullah, menilai kegiatan ini penting untuk menumbuhkan tanggung jawab ekologis di tengah santri sebagai bekal menjadi penggerak perubahan positif di masyarakat.
Melalui halaqah berkelompok, para santri melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan Masjid Nurul Ikhsan dan area belajar mengaji. Aksi Santri Peduli Lingkungan tersebut dipandang sebagai wujud keimanan.
“Menjaga kebersihan adalah bagian dari ajaran Rasulullah SAW. Kami ingin santri memahami bahwa merawat alam juga termasuk ibadah,” ujar Ketua Pelaksana, Ustadzah Fatikhatul Jannah, S.Ag., Hafidzah.
Kegiatan tersebut tidak hanya diikuti santri, tetapi juga melibatkan pengasuh, pengurus yayasan, orang tua atau wali santri, aparatur Desa Jagapura Wetan, para imam masjid, jamaah Masjid Nurul Ikhsan, serta tokoh masyarakat. Mereka mendukung penuh kegiatan yang dinilai berdampak pada kebiasaan hidup bersih dan sehat di lingkungan desa.
Baca Juga: Ponpes Nurul Bayan Cetak Prestasi: Adelia Sabet Juara 1 Tahfidz 10 Juz di MTQ Majalengka
Dalam sesi edukasi lapangan, para santri diajarkan teknik dasar menanam dan merawat tanaman serta pentingnya tidak merusak pepohonan. Santri juga dibimbing untuk menghemat penggunaan air, bijak menggunakan listrik, serta tidak memubazirkan makanan.
“Kami ingin membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab lingkungan sejak usia dini,” tambah Ustadzah Fatikhatul Jannah.
Pada aksi penghijauan, sebagian pot tanaman dibuat dari botol bekas air mineral Leminerale yang didaur ulang menjadi media tanam. Langkah ini ditujukan untuk menumbuhkan budaya reuse dan recycle, sekaligus mengurangi penggunaan plastik.
Ikhsan Abdullah yang juga Wakil Sekjen MUI dan Katib Syuriyah PBNU, mengapresiasi keterlibatan seluruh unsur dalam kegiatan tersebut.
Baca Juga: Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia Perkuat Konsolidasi Menuju Kampus Berdampak
“Santri harus hadir sebagai teladan dalam menjaga lingkungan. Inisiatif kecil seperti menanam, merawat, dan tidak membuang sampah sembarangan adalah bagian dari akhlak yang harus dijaga,” ujarnya.
Ikhsan menegaskan bahwa upaya menjaga kelestarian lingkungan harus dimulai dari pendidikan.
“Ketika santri dibiasakan peduli sejak dini, maka mereka akan tumbuh menjadi generasi yang mampu mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat bumi,” pungkasnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentas Literasi Bertema Anti-Perundungan Tumbuhkan Kesadaran Pelajar tentang Bahaya Bullying
















Mina Indonesia
Mina Arabic