Jakarta, MINA – Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam (LPLH-SDA) MUI, Hayu Prabowo mengungkapkan bahwa terjadinya krisis iklim disebabkan oleh krisis moral.
“Ini adalah sebuah dakwah, bagaimana merubah perilaku manusia terutama bumi itu sendiri,” kata Hayu saat menjadi narasumber dalam Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN, di Gedung DMI, Jakarta, Rabu (20/7).
Dia sangat berharap, masjid dapat memainkan peran strategisnya untuk dapat mengubah akhlak umat Islam agar menekan terjadinya krisis iklim tersebut.
Hayu mengibaratkan bumi itu sebagai masjid, yang juga harus dirawat.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Selama menjabat sebagai Ketua LPLH SDA MUI, dia mengaku sudah merumuskan enam fatwa Tentang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Manusia.
Keenam fatwa tersebut yaitu Fatwa Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pelestarian Satwa Langka, Fatwa Nomor 47 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah, Fatwa Nomor 30 Tahun 2016 Tentang Pembakaran Hutan dan Lahan.
Kemudian, Fatwa Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Daur Ulang Air, dan Fatwa Nomor 1 Dalam Munas MUI ke-9 Tahun 2015 Tentang Pendayagunaan Ziswaf untuk Pembangunan Sarana Air dan Sanitasi Masyarakat.
“Nah disinilah MUI telah mengeluarkan fatwa. Fatwa ini harus bisa diturunkan kedalam kehidupan masyarakat dan inilah fungsi masjid,” terangnya.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Hayu yang juga Ketua Departemen Hubungan Antar Lembaga, Hubungan Luar Negeri dan Lingkungan Hidup DMI ini menambahkan bahwa fatwa tersebut kemudian dibuatkan buku panduan untuk disosialisasikan dan diterapkan oleh masyarakat.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina